Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Merevitalisasi Pancasila dengan Keberagaman

Dede Susianti
29/4/2018 09:30
Merevitalisasi Pancasila dengan Keberagaman
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka acara Temu Kebangsaan Orang Muda di Cico Resort, Cimahpar, Kota Bogor, Jumat (27/4/2018).(MI/Dede Susianti)

UNTUK ketiga kalinya, Temu Kebangsaan Orang Muda digelar. Kali ini pertemuan tahunan itu dilaksanakan di Cico Resort, Kabupaten Bogor, selama tiga hari mulai 27 hingga 29 April mendatang.

Acara ini digagas oleh beberapa lembaga di antaranya Jaringan Gusdurian, BPR PGI (Biro Pemuda Remaja Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia), Komkep KWI (Komisi Kepemudaan Konferensi Wali Gereja), ANBTI (Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika), dan DPN Peradah (Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia). Pertemuan pertama kali diadakan pada 2016 yang dihadiri anak-anak muda dari berbagai penjuru Indonesia.

Kali ini peserta yang hadir bukan hanya berasal dari Jabodetabek. Peserta ada dari Bandung,­ Kali­mantan Barat, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Acara ini dibuka Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin. Dalam sambutannya, Lukman mengatakan bahwa toleransi ialah kemauan dan kemampuan untuk ikut merasakan pihak lain yang tidak sama.  Hal itu memerlukan proses.

“Saya sangat mengapresiasi pemrakarsa, penyelenggara kegiatan temu kebangsaan kaum muda ini. Kegiatan ini menghimpun anak-anak muda dari berbagai organisasi keagamaan, majelis-majelis keagamaan,” katanya.

Isac Abimanyu, Ketua Acara Temu Kebangsaan Orang Muda 2018, mengatakan ada empat isu forum group discusion (FGD), yakni isu korupsi, media, lingkung­an, dan pendidikan. “Kita semua dari berbagai latar belakang, budaya, dan agama yang berbeda. Kita cari apa yang bisa dilakukan anak-anak muda memecahkan empat masalah tersebut,” ungkap Isac, kemarin.

Ke depan, lanjutnya, alumni pertemuan ini akan membangun jaring­an yang luas. Misalnya, sampai 2030, kalau setiap angkatan ada 100 anak muda, dampaknya pasti terasa bagi Indonesia.

“Untuk sekarang, kita masih membuat buku kita terbitkan. Seperti minggu depan, ada dari divisi pendidikan, kita lakukan siaran radio, kita buat seminar. Namun, ke depannya, atau lima tahun kemudian, punya posisi, pasti membawa dampak besar,” katanya.

Forum ini diadakan dengan ­dilatarbelakangi semakin banyaknya permasalahan terkait ­intoleransi. Dengan tema ­Revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam berbangsa dan bernegara, ungkapnya, tidak kurang dari 100 orang pemuda dari berbagai lintas iman dan kepercayaan diajak untuk melakukan rencana tindak lanjut.

Romo Antonius Haryanto, ­salah satu panitia berharap, jebolan dari acara ini dapat berbagi ­gagasan dan merumuskan agenda bersama merawat Indonesia, ­melalui isu-isu tersebut di atas. ”Kita ­tidak lagi berbicara sekat agama, tetapi merawat Indonesia melalui revitalisasi nilai-nilai Pancasila,” katanya. (DD/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya