Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PARISADA Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali mengusulkan dan mengimbau agar jaringan internet diputus di saat perayaan Nyepi yang jatuh pada 17 Maret 2018 ini. Imbauan disampaikan oleh Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) I Gusti Ngurah Sudiana saat ditemui di Kantor KPUD Bali, Selasa (6/3).
Sudiana meminta kepada Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo) untuk memutus layanan internet saat Hari Raya Nyepi. "Ini kan hanya mengusulkan dan mengimbau. Jadi tidak ada pemaksaan atau harus. Namun kalau diterima itu lebih baik lagi karena orang harus merasakan sekali bagaimana jaringan internet diputuskan selama 24 jam. Saya yakin kalau benar-benar dihayati maka ini akan menjadi ketagihan," ujarnya. Namun belum juga usulan ini diterima sudah menjadi pro dan kontra.
Menurutnya, pemutusan internet bertujuan untuk mengantisipasi agar moment saat Hari Raya Nyepi Saka 1940 yang jatuh pada Sabtu (17/3), tidak dipakai untuk selfie-selfie. Usulan itu dituang dalam Surat Kesepakatan Bersama (SKB) dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali yang melibatkan semua unsur dari tokoh agama di Bali termasuk dari pihak pemerintah dan TNI dan Polri. "Itu ada di poin empat, ada imbauan untuk pengelolaan provider diharapkan untuk menghentikan internet selama 24 jam. Itu, hanya himbauan dan diharapkan sebenarnya memberikan dampak positif. Ketika merayakan hari Raya Nyepi. Karena, di internet ini banyak hiburan dan dihari raya nyepi ada "Amati Lelungaan" tidak boleh menghibur," ucapnya.
Dengan adanya himbuan itu, kemudian adanya pro kontra masyarakat Umat Hindu. Menurut Sudiana, itu hal yang wajar saja. "Banyak yang tersinggung, berat dan sebagianya itu wajar saja. Karena, orang yang awalnya terhibur dan diajak untuk tenang memang agak susah. Ini, juga bukan himbuan Parisade saja. Seluruh tokoh agama, dan Pemerintah," jelasnya.
Sudiana juga mengharapkan, pada masyarakat jangan emosi. Karena menurutnya, itu hanya sebatas himbaun saja dan diusulkan kepada Pemerintah dan provider dan tidak ada sanksi. "Kalau dari pihak internet misalnya menerima himbaun itu kan bagus. Kalau tidak, iya tidak ada sanksi namanya himbaun. Tapi kalau misalnya, mengerti bisa membuat hari raya nyepi ini bener-bener bisa tenang. Karena, setahun kita sudah mencari hiburan, satu hari sajalah kita hentikan dulu supaya jernih otak kita dari radiasi," ungkapnya.
Terkait imbauan pemutusan internet, menurut Sudiana masih belum ada jawaban. Jadi, masyarakat jangan susah dulu. Namun, Sudiana mengharapkan umat Hindu agar bisa merasakan bagaiman nikmatnya sepi.
"Belum ada jawaban, jadi seluruh Umat Hindu jangan susah, banyak sekali yang sudah susah. Tapi kalau dapat merasakan nikmatnya tidak menggunakan media sosial dalam satu hari itu ketagiham nanti. Karena, komunikasi dengan Tuhan itu kan tidak perlu sarana apa-apa. Tapi pada saat itu (Hari Raya Nyepi) kita bisa melaksanakan dengan baik. Kita, akan merasakan bagaimana beragama. Karena kita harus merasakan bagaimana sepi. Cobalah nikmati sekali," tutupnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved