Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kemenkes Mulai Kampanye Imunisasi JE

Indriyani Astuti
02/3/2018 10:32
Kemenkes Mulai Kampanye Imunisasi JE
(MI/Panca Syurkani)

PENCANANGAN kampanye imunisasi Imunisasi Japanese Encephalitis (JE) dimulai pada Kamis (1/3) di Provinsi Bali. Imunisasi JE bertujuan untuk mencegah penyakit radang otak (ensefalitis) dan berfungsi meningkatkan kekebalan individu terhadap virus JE.

"Kegiatan ini akan berlangsung selama dua bulan penuh dengan sasarannya adalah anak berusia 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun”, tutur Menteri Kesehatan Nila F. Moelek di Bali, kemarin.

Tahun ini, introduksi imunisasi JE akan dimulai di provinsi Bali dan didahului dengan upaya pemberian imunisasi JE secara massal pada Maret sampai dengan April 2018, termasuk penyisiran (sweeping).

Menkes menjelaskan sweeping dilakukan untuk menjangkau sasaran yang belum diberikan imunisasi karena sakit, sedang bepergian, orang tua yang sibuk, atau tidak mengetahui adanya imunisasi JE.

Adapun pelayanan imunisasi dilakukan di pos pelayanan imunisasi yang telah ditentukan, antara lain Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak, SD/MI/sederajat, SDLB dan SMP/MTs/sederajat dan SMPLB, Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas, Puskesmas pembantu, Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

"Imunisasi ini bertujuan untuk mengendalikan penyakit JE di daerah berisiko JE dan mampu menurunkan angka kasus dan menurunkan angka kesakitan akibat penyakit JE," imbuh Menkes.

Dalam pelaksanaannya, anak-anak akan diberikan 1 dosis (0,5 mL) secara suntikan subkutan. Pada anak usia 9-12 bulan, penyuntikan dilakukan pada paha lateral kanan sedangkan pada anak usia >12 bulan, penyuntikan dilakukan pada area deltoid di lengan kanan.

Menkes menegaskan vaksin yang digunakan sudah mendapatkan rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan sertifikat pelulusan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksin tersebut diklaim terbukti aman dan efektif untuk mencegah penyakit JE serta telah digunakan di berbagai negara di dunia. Meski demikian, Menkes mengingatkan orang tua tetap perlu memastikan bahwa anak yang akan diimunisasi berada dalam kondisi sehat dan dapat menerima imunisasi JE.

Untuk diketahui, virus JE merupakan penyebab utama kejadian penyakit Ensefalitis virus di Asia, termasuk di Indonesia. Manusia dapat terinfeksi virus JE yang bersumber binatang (zoonosis) dab ditularkan melalui vektor penyebar virus JE yaitu nyamuk Culex yang terinfeksi virus JE.

Jenis nyamuk yang banyak ditemukan di sekitar rumah antara lain area persawahan, kolam atau selokan (daerah yang selalu digenangi air). Sedangkan reservoarnya adalah babi, kuda dan beberapa spesies burung. Jadi manusia merupakan inang terakhir (dead-end hosts).

“JE dapat menimbulkan kematian, bila bertahan biasanya terdapat gejala sisa yang berat termasuk kelumpuhan dan keterbelakangan mental”, ujar Menkes.

Hasil surveilans sentinel tahun 2016 yang dilakukan di 11 provinsi di Indonesia menunjukkan bahwa terdapat 326 kasus Acute Encephalitis Syndrome (AES) dengan 43 kasus (13%) diantaranya positif JE. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya