Menulis Buku untuk Anak-anaknya

IBU dua anak yang bercerai dengan suami sejak 2014 itu menceritakan dirinya memiliki hobi menulis. Sifatnya yang pantang menceritakan keluh kesah kehidupannya dituangkan dalam tulisan-tulisan yang saat ini sudah mencapai tiga buku. "Hobi saya senang menulis dan membaca apa saja. Karena saya enggak pernah curhat ke orang lain, saya limpahkan ke tulisan, entah itu menulis sampai menangis dan jadi plong. Banyak hal yang saya tulis, mulai pengalaman hidup maupun kenangan dengan nenek saya dan sekarang sudah sampai tiga buku," terang Nur Anani M Irman.

Nani berkeinginan tulisannya itu dapat diberikan dan dibaca kedua anak-anaknya. Ia ingin anak-anaknya kelak memahami perjalanan hidup ibu mereka serta alasan mengapa dirinya bercerai dengan ayah mereka. Nani ingin suatu saat anak-anaknya membaca buku itu untuk share pengalaman ibunya. Di sela-sela waktu kosong ia menulis dan suatu saat ingin memberikan buku itu ke anaknya. "Supaya kelak mereka berdua paham apa yang dijalani orangtua agar mereka tahu dan kemudian tidak menjadi prasangka buruk. Saya mau anak-anak saya tumbuh besar dalam kondisi sehat baik fisik maupun psikologis," imbuhnya.

Meskipun tidak tinggal serumah dengan kedua anaknya, Nani selalu mengajari mereka untuk selalu terbuka dan bercerita apa pun kepada dirinya. Baginya, memberikan kebebasan dalam bercerita akan mencegah anak-anaknya untuk berbohong dan dewasa. "Kebetulan ayahnya baik, dan kita berpisah baik-baik, jadi setiap kali libur anak-anak dengan saya, kadang jalan bareng. Kita bersepakat anak-anak itu dibesarkan secara sehat, semua orang berpikir bahwa perceraian itu akan berakibat fatal untuk anak, padahal tidak. Itu tergantung dari kitanya, kalau kita bisa me-manage dan memosisikan diri sebagai orangtua, yang penting kita strateginya membuat anak itu nyaman, baik bersama ibunya dan ayahnya," pungkasnya.