Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
PEMERINTAH bersama masyarakat diharapkan lebih memperhatikan dan ikut berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam Indonesia khususnya Harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae), yang populasinya semakin menyusut.
Harapan tersebut disampaikan Ardi Bayu, koordinator Konservasi alam Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), Senin (31/7), dalam rangka memeringati Hari Harimau Sedunia yang jatuh setiap 29 Juli. Menurut Ardi saat ini Indonesia memiliki kawasan konservasi yang mengkhususkan aktifitas terhadap perlindungan harimau. Yakni, Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC).
TWNC masuk ke dalam bagian dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) yang dibentuk atas kerja sama kolaborasi berbagai pihak. Seperti, Yayasan Artha Graha Peduli (AGP), TNBBS, BKSDA Bengkulu serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Sejak 2007, TWNC yang berada di bawah payung Yayasan Artha Graha Peduli dibantu oleh Taman Safari Indonesia menaruh perhatian penuh terhadap populasi Harimau sumatra yang berada di ambang kepunahan dengan mendirikan Pusat Rehabilitasi Satwa (PRS).
Didirikannya PRS ini bertujuan untuk menyelamatkan dan memulihkan Harimau sumatera yang mengalami konflik dengan manusia. Di pertengahan 2008, lima ekor Harimau sumatra yang berkonflik dengan manusia direlokasi ke PRS TWNC dan satu ekor buaya langsung dilepasliarkan di Kawasan Tambling.
Setelah direhabilitasi, dua ekor Harimau sumatra tersebut dilepasliarkan pada 22 Juli 2008. Sedangkan yang lainnya masih membutuhkan perawatan di PRS TWNC.
Setahun kemudian, tepatnya pada 15 Oktober 2009, PRS TWNC diresmikan sebagai Lembaga Konservasi Satwa oleh Menteri Kehutanan pada saatitu, Zulkifli Hasan.
Total, sampai saat ini TWNC telah empat kali melepasliarkan tujuh ekor Harimau Sumatera, serta satwa – satwa langka lainnya seperti kukang, buaya muara, penyu, dan burung elang.
Menurut catatan Ardi pelepasliaran Harimau sumatra di TWNC pertama kali dilakukan oleh Menteri Kehutanan MS Kaban (22 Juli 2008). Lalu, kedua oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan (22 Januari 2010). Kemudian ketiga oleh Menteri KHLK Siti Nurbaya dan Menteri KKP Sri Pudjiastuti (3 Maret 2015).
“Pelepasliaran yang terakhirdi lakukan pada 10 Juni 2017 oleh Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo, seekor Harimau sumatra, Muli yang tidak berkonflik dengan manusia tetapi ditinggalkan induknya dalam kondisi luka parah di bagian perutnya, di dekat Pos Penjagaan TWNC," jelas Bayu.
Pada saat yang bersamaan Panglima TNI juga melepasliarkan puluhan penyudan ratusan burung ke alam liar.(OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved