Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
TIM Indonesia menyabet 2 medali emas dan 3 medali perak dalam International Physics Olympiad (IPhO) 2017, Minggu (23/7) di Yogyakarta. Dua emas diraih oleh Ferris Prima Nugroho dan Gerry Windiarto Mohamad Dunda, sedangkan tiga emas diraih oleh Bonfilio Nainggolan, Faizal Husni, dan Fikri Makarim Sosrianto.
Total ada 650 delegasi dari 86 negara dalam IPhO 2017, dengan 395 siswa peserta. Penerima medali emas ada 64 siswa, medali perak 72 siswa, medali perunggu 102 siswa, dan 73 penghargaan.
Selain medali emas, perak, dan perunggu, panitia juga memberikan penghargaan untuk nilai eksperimen terbaik (best experiment) yang diraih oleh Akihiro Watanabe dari Jepang, nilai teori terbaik (best theory) diraih Haoyang Gao dari Tiongkok, dan nilai terbaik (absolute winner) diraih Akihiro Watanabe.
Kamsul AbrahaĆ selaku Ketua IPhO 2017 mengatakan, olimpiade ini dorong para siswa mencintai fisika. Di sisi lain, IPhO juga mendorong pengembangan, persahabatan, dan kerja sama di bidang fisika.
"Pengalaman mengikuti IPhO bisa menjadi bekal bagi siswa untuk masa depan dunia lebih baik," kata dia. Ia pun mendorong agar inovasi terus dilakukan dengan kemampuan fisika yang dimiliki.
Sekretaris IPhO 2017, Syamsu Rosyid, menyimpulkan bahwa IPhO 2017 ini berjalan dengan baik. "Secara umum, IPhO 2017 berjalan dengan baik, sampai leaders dan students pun bisa pulang membawa medali dan itu mudah-mudahan bisa membawa kebahagiaan untuk mereka," kata dia.
Leaders maupun siswa juga bisa melihat kualitas soal di sini dan terbukti bahwa soal yang dibuat oleh tim akademik Indonesia cukup berkualitas. Hal itu terlihat dari nilai tertinggi tidak melebihi 40 poin dari total 50 poin.
Berbeda dengan soal-soal dari negara-negara penyelenggara lain, nilainya menembus 44 hingga 45. "Tingkat kesulitan soal cukup tinggi dan itu adalah karakter dari sebuah olimpiade," pungkasnya.
Suharlan Kasubdit Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMA mengaku bersyukur atas hasil yang diperoleh. Para pemenang dari Indonesia juga berhak mendapatkan beasiswa sampai S3 untuk peraih medali emas, beasiswa sampai S2 untuk peraih medali perak, dan beasisea S1 untuk peraih medali perunggu.
Ia mengatakan untuk Olimpiade Fisika Internasional tahun 2018, pihaknya akan mempersiapkan lebih baik. Hal yang lebih diintensifkan adalah pelibatan Psikolog terkait kesiapan mental. "Kami ingin siswa yang bertanding tidak minder duluan ketika bertemu negara lain agar lebih siap saat menghadapi soal," kata dia.(OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved