Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Gafatar Fenomena Penyesatan dan Penipuan

MI/Syarief Oebaidillah
12/1/2016 00:00
Gafatar Fenomena Penyesatan dan Penipuan
(ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang dideklarasikan 2 September 2019 di Kemayoran Jakarta Pusat telah tersebar luas pada Provinsi dan Kabupaten Kota di seluruh Indonesia. "Gafatar,dipimpin Mahful Tumanurung dengan cerdas telah mengeksploitasi realitas kehidupan sosial, ekonomi dan politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Sosiolog UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Musni Umar menjawab Media Indonesia tadi malam.. Hemat dia, untuk menarik simpati dan dukungan masyarakat terhadap Gafatar, agama dijadikan sebagai tameng dan penarik simpati dan dukungan Musni Umar berpendapat Gafatar dan organisasi semacamnya mudah tumbuh dan mendapat simpatisan dan dukungan publik dengan lima alasan.

Pertama, mereka memanfaatkan kebebasan dan keterbukaan. Kedua, memanfaatkan isu sosial dan agama untuk menarik simpati dan dukungan publik. Ternyata isu sosial agama mudah memperdaya masyarakat. Ketiga, memanfaatkan kekurangtahuan umat terhadap agama yang dianut, sehingga mudah terbujuk dan ikut secara taklid buta. Keempat, memanfaatkan kelonggaran dan ketidak-tegasan hukum untuk menyesatkan umat yang sedang galau karena kesulitan hidup yang dihadapi.

Kelima, melakukan praktik brain washing atau cuci otak dengan mempermudah pengamalan agama seperti tidak perlu salat, puasa, haji dan sebagainya "Yang harus dilakukan pemerintah segera melarang Gafatar sedangkan ulama, ormas keagamaan, perguruan tinggi harus berperan mengajak, mendidik, dan membawa mereka ke jalan yang benar," tandasnya.

Apresiasi Polri
Sementara, Zainut Tauhid Saadi Ketua Bidang Hukum dan Undang Undang MUI Pusat menyatakan MUI memberikan apresiasi kepada Polrinyang bertindak cepat menindak lanjuti laporan hilangnya dokter Rica Tri Handayani dan anak balitanya, Zafran Alif Wicaksono yang diduga bergabung dengan kelompok Gafatar. Ia menyatakan MUI mendorong kepolisian untuk terus mengembangkan kasus ini dan mengungkap secara transparan keterlibatan kelompok Gerakan Gafatar sehingga masyarakat lebih waspada setiap gerakan yang menyimpang dan bertentangan dengan ajaran Islam serta bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. "MUI juga meminta Polri menindak tegas kepada pihak-pihak yang terkait dengan gerakan tersebut serta meminta menyelamatkan korban hilang lainnya yang diduga masih banyak," pungkasnya. (Bay)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya