Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

El Nino masih Bayangi Indonesia

Ric/Fat/Wan/X-5
12/1/2016 00:00
El Nino masih Bayangi Indonesia
(NOAA/NESDIC/NODC/Ocean Climate Laboratory Updates from Levitus et al (2012))
HINGGA saat ini sebagian wilayah di Indonesia belum bebas dari El Nino meski sesungguhnya Januari dan Februari sudah berada dalam musim hujan. Bahkan, menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kenaikan suhu permukaan air laut akan berlangsung hingga Mei mendatang.

"Menurut catatan, anomali suhu masih 2,2 derajat celsius. Itu masih tergolong El Nino kuat," papar Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Mulyono R Prabowo, dalam sebuah diskusi di Jakarta, kemarin.

Mulyono menjelaskan pengaruh El Nino masih akan terasa kuat di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, bahkan Papua. "Karena daerah tersebut sulit mendapatkan curah hujan di atas 150 milimeter," jelasnya.

Terlebih, lanjutnya, di Jambi dan Riau. Kedua wilayah tersebut mengalami perbedaan curah hujan karena lokasinya yang diimpit wilayah Sumatra Barat dan Semenanjung Malaysia. "Ketika angin dari timur laut datang, hujan sudah turun di Malaysia. Sebaliknya, ketika angin dari barat, hujan sudah turun di Sumatra Barat," terangnya.

Namun, Mulyono menyatakan El Nino tahun ini tidak akan separah tahun lalu. Masyarakat justru diminta waspada terhadap La Nina yang diprediksi datang pada September atau Oktober. "Curah hujan akan meninggi dengan datangnya La Nina yang merupakan kebalikan dari El Nino."

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya yang turut hadir dalam diskusi tersebut menyatakan pemerintah sudah mengantisipasi guna mencegah kebakaran. Yang diutamakan lima provinsi langganan kebakaran (Riau, Jambi, Sumsel, Kalteng, dan Kalsel).

Terkait dengan dampak El Nino itu, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong menegaskan pemerintah menjamin ketersediaan pangan. Salah satu langkahnya ialah membuka keran impor.

"Konsepnya memperluas sumber impor. Tidak tergantung pada 1-2 negara agar ada persaingan sehingga kita bisa dapat harga terbaik," ujar Lembong.

Dirjen Tanaman Pangan Kementan Hasil Sembiring menyatakan pihaknya sudah mengantisipasinya. "Kalau El Nino, kita sediakan benih yang toleran terhadap kekeringan. Kalau La Nina, kita siapkan (benih) yang toleran rendaman." (Ric/Fat/Wan/X-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya