PAHLAWAN Nasional Mohammad Husni Thamrin dilahirkan di Sawah Besar, Betawi, 16 Februari 1894. Kakeknya, Ort, orang Inggris, ialah pemilik hotel di bilangan Petojo yang menikah dengan perempuan Betawi, Noeraini.
Ayahnya, Thamrin Mohamad Tabrie, menjabat Wedana Batavia pada 1908, jabatan tertinggi nomor dua yang terbuka bagi warga pribumi setelah bupati.
Dengan memulai karier sebagai pegawai magang di Residen Batavia dan klerek di perusahaan pelayaran KPM, MH Thamrin duduk di Dewan Kota (Gemeenteraad, 1919-1941), lalu di Dewan Rakyat (Volksraad, 1927-1941).
Menurut surat kabar Bintang Timur edisi 15 Juli 1933, Thamrin ialah kampiun kaum nasionalis di Volksraad yang tak diragukan yang berani mengingatkan pemerintah dalam banyak isu penting.
Koran Adil pada 17 Juli 1933 mengungkapkan Thamrin selalu menyampaikan pidato dengan argumen yang tepat, yang membuat darah orang yang anti-Indonesia merdeka memuncak.
Sejak 6 Januari 1941, Thamrin dikenai tahanan rumah karena dituduh bekerja sama dengan Jepang. Dia meninggal dunia pada 11 Januari 1941 dan dimakamkan di Pekuburan Karet, Jakarta. (11 Januari/History/BBC/Dok.MI)