SEPERTI tetikus yang menggerakkan kursor naik dan turun, jari Intan Khasanah telaten mengikuti setiap gambar yang ada di akun Instagram pribadinya. Terkadang ia tertawa saat membaca beberapa komentar pengikut (follower) yang masuk ke setiap unggahan foto dirinya.
Perempuan yang sehari-hari masih berkutat dengan modul kuliah jurusan desain komunikasi visual itu bukanlah figur publik. Ia sama seperti mahasiswa lainnya. Hanya, Intan berjaya di media sosial khususnya Instagram atau kerap disapa selebgram. Pengikutnya mencapai 137 ribu menjadikan ia terkenal dan dikejar para pengusaha media daring.
"Ha ha ha kamar aku berantakan banget, Kak, habis ditinggal liburan banyak produk dari sponsor. Aku saja belum sempat foto dan unggah produk-produk yang sudah masuk," kata Intan yang datang ke kantor Media Indonesia sembari membawa satu tas berisi produk sponsor, Kamis (7/1).
Gaya dan kreativitas serupa juga terlihat pada akun Instagram Nabilazirus. Hanya, perempuan berusia 23 tahun itu jarang membiarkan latar berfotonya polos. Ia selalu menuangkan keahlian menggambar ilustrasi yang disesuaikan dengan tema produk.
Nabila Tarmuzi Alaydrus, nama lengkap pemilik akun itu, dibantu sang adik selaku fotografer hingga rekan diskusi untuk ilustrasi yang ditampilkan pada foto promosi sebuah produk.
Pakar media sosial Nukman Luthfie menyebut para penjaja produk mulai sadar bahwa banyak khalayak yang senang dengan orang-orang populer sehingga muncullah alternatif baru untuk berpromosi.
Nukman menyebut itu hanya persoalan waktu, yang dirasakan tidak efektif maka akan mati dengan sendirinya. "Karena teknologi semakin mumpuni, tingkat kepintaran pun semakin berkembang, produk juga akan melihat sisi lain dari aktivitas endorsement yang memberi keuntungan lebih," terangnya.