REVISI besar-besaran terhadap buku pelajaran Kurikulum 2013 yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bertujuan untuk merumuskan ke arah lebih baik, sederhana, dan lebih operasional sehingga guru lebih mudah menerjemahkan kepada para siswa.
"Buku-buku itu bukan salah, kami membuat sesuatu lebih mudah dan memperbaiki yang lalu. Bila ada kekurangan, ayo disempurnakan. Ini lebih baik daripada kita tutup mata," kata Kabalitbang Kemendikbud Totok Suprayitno di Jakarta kemarin.
Dalam revisi itu, lanjutnya, pertama, menata ulang kompetensi inti-kompetensi dasar (KI-KD) bagi mata pelajaran selain kewarganegaraan (PPKN) dan agama.
Isi KI-1 yang merupakan sikap spiritual dan KI-2 sikap sosial, tidak diajarkan langsung dan tidak ada penilaian.
"Kompetisi inti sikap spiritual di luar pelajaran agama dan PPKN, seperti matematika dan IPA menjadi fondasi dari proses pembelajaran. Artinya, guru tetap bertanggung jawab menumbuhkan sikap sosial spiritual melalui indirect teaching," tambah Totok.
Kedua, lanjutnya, dalam revisi tersebut terjadi penyederhanaan bahasa-bahasa yang lebih operasional dan mudah diterjemahkan oleh guru.
Ketiga, revisi juga dilakukan untuk menata ulang tentang cara perkembangan berpikir dan kompetensi yang dituju anak.
Sampai sejauh ini, jelas Totok, revisi Kurikulum 2013 sudah pada tahap perbaikan silabus.
Saat dihubungi terpisah, Kepala Bidang Perbukuan, Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kemendikbud Supriyatno mengatakan revisi buku Kurikulum 2013 sudah telah pada penelaahan tahap 1 dan 2.
Rencananya pada minggu ke-3 Januari sudah telaah final.
"Dari 377 judul, bervariasi tahapan selesainya, ada yang masih di penulis, ada yang sudah selesai setting," ujarnya.
Di sisi lain, pengamat pendidikan Doni Koesoema mengatakan, kesalahan dari buku Kurikulum 2013 yang lama ialah dibuat sebelum silabusnya selesai.
Berbagai ketidaksinambungan materi pun terjadi.
"Bayangkan mereka bikin buku sembari bikin silabus, permendikbud belum ada, sehingga ketika permendikbud keluar, buku sudah jadi."