(Sumber: Kementerian Kesehatan/L-1/Grafis: Caksono)
JUMLAH kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia terus meningkat. Hal tersebut mengubah tren penyebab kematian pada sekitar 1990-an yang mayoritas penyebabnya ialah penyakit menular atau wabah. Perubahan gaya hidup dan mobilitas masyarakat dianggap menjadi faktor utama tingginya kematian akibat PTM tersebut.
"Trennya sudah sangat berbeda sekarang. Penyakit menular seperti Tb dan diare sudah tidak lagi menjadi yang terbanyak," ungkap Menteri Kesehatan Nila F Moeloek di kantor Kemenkes, Jakarta, kemarin.
Berdasarkan data yang dihimpun Kemenkes, pada 1990, angka kematian akibat PTM di Indonesia berada pada angka 37%. Angka tersebut terus mengalami kenaikan. Pada 2000, kematian akibat PTM menjadi 49%. Selanjutnya pada 2010 angka tersebut kembali meningkat menjadi 58%. Terakhir, hingga pertengahan 2015, diketahui kematian akibat PTM telah mencapai 57% (lihat grafik).
"Sudah menjadi terbalik, angka PTM saat ini seperti angka kematian akibat penyakit menular di 90-an," terangnya. Dari angka tersebut, diketahui, hingga 2014, penyakit jantung masih menjadi PTM yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia, yakni sebesar 30,6%, diikuti stroke yang mencapai 21,1%, dan diabetes melitus 6,7%.
Nila mengatakan, saat ini berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2013 diketahui, mayoritas masyarakat masa kini hidup dengan gaya yang tidak sehat. Sebanyak 36,3% penduduk di atas usia 15 tahun ialah perokok. Sekitar 93,5% penduduk di atas usia 10 tahun kurang mengonsumsi buah dan sayur. Selain itu, sebanyak 26,1% dan 4,6% penduduk kurang beraktivitas fisik dan mengonsumsi alkohol.
Nila menambahkan, untuk mengantisipasi hal tersebut, berbagai upaya dilakukan, termasuk upaya kampanye hidup sehat yang terus dilakukan di berbagai daerah. Selain itu, upaya peningkatan pelayanan kesehatan primer di berbagai titik wilayah Indonesia juga dilakukan. Salah satunya melalui program Tim Nusantara Sehat yang telah diluncurkan sejak pertengahan 2015 oleh Presiden Joko Widodo.
"Program tersebut diluncurkan sebagai upaya peningkatan kualiatas, fasilitas, dan akses kesehatan di wilayah terpencil," ujarnya.
Sekjen Kemenkes Untung Suseno mengatakan saat ini tenaga kesehatan serta kelengkapan alkes yang kurang masih terjadi di banyak puskesmas. Hal itu menjadi salah satu prioritas yang ditingkatkan untuk mencegah terjadinya kematian PTM.
"Saat ini dari sekitar 9.700 puskesmas yang fasilitasnya sudah lengkap terpenuhi baru sekitar 1.000. Untuk itu, distribusi alkes dan pemenuhan tenaga medis terus dilakukan," terangnya. Sebelumnya, pada Agustus 2015, ASEAN juga mengadakan forum yang membahas kematian PTM sebagai salah satu prioritas masalah kesehatan yang harus ditekan angkanya.