Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Rendy Pandugo: Perbanyak Ajang Musik Internasional

Richaldo Y Hariandja
04/3/2017 03:50
Rendy Pandugo: Perbanyak Ajang Musik Internasional
(MI/PERMANA)

RENDY Pandugo, 31, menilai penting perhelatan festival musik di Tanah Air yang berskala internasional.

Menurutnya, selain untuk menerbitkan para musikus muda dan belum terkenal, festival musik dapat dijadikan momen kebangkitan industri musik Tanah Air.

"Karena saya lihat apa pun genrenya, musik Indonesia ini ada pendengar dan pasarnya," ucap Rendy saat ditemui seusai manggung di ajang Jakarta International Java Jazz Festival, di arena JI Expo, kemarin.

Tahun ini, lanjut Rendy, ajang Java Jazz dirasa membantu pengorbitan musikus Tanah Air.

Rendy pun tampil untuk kedua kalinya di salah satu panggung di arena tersebut, kemarin.

Untuk yang kali pertama, Rendy melakukan pementasan di Java Jazz 2015.

"Kali ini lebih spesial karena saya membawakan materi lagu yang akan ada di album saya," ucap pria yang lahir pada 7 Mei 1985 di Kota Medan, Sumatra Utara, tersebut.

Dari dua kali penampilan, Rendy melihat antusiasme besar para penonton di festival musik berskala internasional tersebut masih tetap terjaga.

Itu sebabnya dirinya sengaja memainkan materi albumnya pertama kali di hadapan publik di ajang Java Jazz.

Menurut rencana, album yang masih belum memiliki judul tersebut akan diluncurkan pada Agustus.

Akan tetapi, bulan ini Rendy akan mengeluarkan single terbaru menyusul single pertama yang berjudul I Don't Care.


John Mayer

Pria berdarah Jawa-Bugis tersebut tidak memungkiri warna musik musikus asal Amerika Serikat, John Mayer, akan sangat terasa di albumnya kelak.

Hal itu disebabkan John Mayer menjadi salah satu kiblat musik Rendy.

Dirinya bahkan digadang sebagai John Mayer Indonesia.

"Karena dia yang mengubah saya yang tadinya hanya bermain gitar menjadi ikut bernyanyi juga," tegas Rendy.

Menurut dia, julukan John Mayer Indonesia merupakan hal positif yang membuatnya bangga sekaligus memicu untuk terus dapat berkarya.

Akan tetapi, menjadi beban tersendiri ketika dirinya menulis lagu yang keluar dari ciri khas John.

"Di album ini banyak lagu yang gue tulis sendiri dengan ciri khas gue," imbuh dia.

Pengerjaan materi album tersebut dilakukan di Stockholm, Swedia, selama sebulan.

Di sana Rendy mengaku bekerja sama dengan sembilan komposer.

Sebelumnya, Rendy bersama dengan artis Sony Label pernah meluncurkan album proyek bertajuk Y2Koustik yang menampilkan lagu-lagu awal 2000 yang diaransemen ulang.

Dalam album tersebut Rendy menyanyikan kembali lagu bertajuk Sebuah Kisah Klasik karya Sheila on 7.

"Itu pilihan saya sendiri karena saya juga mengagumi mereka," tukas Rendy yang dikenal lewat suara yang direkam dan dibagikannya lewat Soundcloud.

Rendy yang lulusan Universitas Airlangga, Surabaya, itu memilih Soundcloud sebagai platform distribusi suaranya karena dirinya tidak punya kamera untuk merekam video.

"Soundcloud saya pilih karena beberapa alasan. Yang pertama saya tidak punya kamera yang bagus untuk merekam video kemudian dibagikan melalui Youtube. Alasan lain karena saya ingin melihat seberapa jauh kemampuan saya menyanyi, sebab pada prinsipnya saya ini kan gitaris, bukan vokalis," ungkapnya. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya