Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
FILM animasi berjudul Merah Putih One for All yang tengah menyita perhatian publik di sosial media, resmi bakal tayang di bioskop pada 14 Agustus 2025. Hal itu diketahui dari poster film yang sudah beredar di sejumlah website jaringan bioskop Indonesia.
Ini merupakan film dari rumah produksi Perfiki Kreasindo, disutradarai dan ditulis oleh Endiarto dan Bintang, serta diproduseri Toto Soegriwo. Adapun produser eksekutifnya adalah Sonny Pudjisasono. Dikutip dari unggahan sosial media Movie Review yang juga diunggah ulang oleh Toto Soegirwo, film ini diproduksi kurang dari dua bulan, dengan budget Rp6,7 miliar.
Sejak kemunculan trailernya pertama kali di YouTube, film ini langsung menyita perhatian publik. Alih-alih mendapat tanggapan positif, film animasi itu justru dibanjiri komentar negatif, banyak dari netizen yang tidak puas dengan kualitas animasi yang ditampilkan.
"Masa iya budget miliaran kok animasinya gini amat," tulis pemilik akun Nizraf pada video trailer yang diunggah di kanal YouTube Historika Film.
"Yakin ini budgetnya miliaran, mending ditunda dulu filmnya dan buat yang lebih bagus. Daripada dirilis hanya dapat hujatan, mending ditunda saja dulu," tulis pemilik akun lainnya @SukoMoro-u6j.
Menanggapi komentar negatif dari netizen, Toto Soegriwo pun angkat bicara. Dia memilih untuk tidak ambil pusing akan hal itu. "Senyumin aja. Komentator lebih pandai dari pemain. Banyak yang mengambil manfaat juga kan? Postingan kalian jadi viral kan?," tulis Toto Soegriwo melalui akun Instagram-nya.
Adapun film animasi Merah Putih One for All memiliki durasi 70 menit, bercerita tentang sekelompok anak terpilih menjadi "Tim Merah Putih" untuk menjaga bendera pusaka yang selalu dikibarkan pada setiap upacara 17 Agustus tiap tahunnya.
Namun tiga hari sebelum upacara, bendera itu hilang, delapan anak dari berbagai latar belakang budaya Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa bersatu dalam misi heroik, menyelamatkan bendera merah putih pusaka yang hilang secara misterius.
Mereka harus mengatasi perbedaan, menembus sungai, hutan, dan badai, bahkan meredam ego masing-masing, demi satu tujuan mulia, mengibarkan bendera di Hari Kemerdekaan. Dengan keberanian, kerja sama, dan cinta tanah air, mereka menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah halangan, melainkan kekuatan. Mereka memulai petualangan mencari bendera, menelusuri hutan, sungai, dan menghadapi konflik batin. (M-2)
Kuasai cara mengelola komentar negatif di sosial media! Tips ampuh menjaga reputasi online & mengubah kritik jadi peluang. Klik & pelajari sekarang!
Baskara memilih memperbaiki diri dan terus berkarya, sampai akhirnya merebut tiga piala AMI Awards 2024
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved