Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
SUTRADARA Yandy Laurens menghadirkan film baru berjudul ‘Sore : Istri dari Masa Depan’. Film itu dijadwalkan tayang di bioskop mulai 10 Juli 2025. Dikenal sebagai sutradara spesialis drama keluarga lewat sejumlah film sukses seperti ‘Keluarga Cemara’ hingga ‘1 kakak 7 ponakan’, Yandy kini hadir membawa film bergenre romansa fantasi.
Sore: Istri dari Masa Depan bukan merupakan karya baru bagi Yandy, jauh sebelum sukses dengan film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film yang berhasil menjadi Film terbaik pada Festival Film Indonesia (FFI) 2024, Yandy telah memproduksi Sore yang dikemasnya dalam bentuk webseries dan tayang di Youtube pada 2017 lalu.
“Sore adalah cerita romance pertama saya, dari lulus kan taunya bikin drama keluarga, baca-baca lah buku tentang pernikahan terus ngerti ‘oh ide dalam sebuah relasi itu bicara tentang penerimaan’. Kemudian mencoba mengekspresikan kira-kira rasanya disayang sebesar ini tanpa syarat kalau dijadikan film kira-kira segini (seperti Film Sore),” ucap Yandy dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (2/7).
Meski telah diproduksi dalam bentuk webseries, namun ada perbedaan cara pengemasan pada versi film. Sutradara berusia 36 tahun itu mengatakan sepanjang 8 tahun berlalu, sejak Yandy masih bujang hingga sudah menikah ada banyak hal yang dipelajari tentang makna penerimaan dalam sebuah hubungan. Perspektif itu yang kemudian membuat ''Sore : Istri dari Masa Depan' versi film akan tampil lebih dewasa dan segar.
Yandy tak menampik kalau ide cerita yang hadi dri film Sore : Istri dari Masa Depan banyak lahir berkat pengalamannya dalam hubungan pernikahan dengan sang Istri. Yandy yang merasa menjadi produk dari cinta tanpa syarat, merasa perlu membagikan bagaimana indahnya merasakan dicintai tanpa syarat kepada publik luas.
“Setelah saya menikah selama enam tahun dan sekarang sudah punya dua anak, saya telah mengalami dan merasakan sendiri seperti apa dicintai dalam pernikahan. Pernikahan itu berjalan karena dua orang saling berjanji untuk setia sampai akhir, saya merasakan bagaimana ketika kita vulnerable, tidak ada penghakiman di dalamnya juga tidak ada penolakan, hanya ada penerimaan, cinta tanpa syarat dan kesempatan untuk bertumbuh. Karena saya adalah produk dari cinta tanpa syarat seperti itu, saya pun merasa sepertinya harus menceritakan ini sekali lagi ke dalam bentuk film,” tuturnya.
Dua aktor berbakat Indonesia Dion Wiyoko (Jonathan) dan Sheila Dara (Sore) hadir sebagai pemeran utama dari film itu. Syuting film berlangsung di tiga negara yakni Indonesia, Kroasia dan Finlandia, penonton pun bakal disuguhkan keindahan alam yang luar biasa sepanjang film. Dikemas dengan pendekatan segar khas gaya penceritaan Yandy Laurens, penonton juga akan menyaksikan kisah romansa epik yang memberikan level baru pada genre drama romansa Indonesia.
Film Sore: Istri dari Masa Depan mengikuti kisah seorang perempuan (Sore) yang datang dari masa depan untuk mengubah hidup pasangannya jadi lebih baik. Sore hanya punya satu tujuan yakni mengubah kebiasaan buruk dan gaya hidup Jonathan sebelum semuanya terlambat. Namun, saat Sore mengungkap rahasia masa depan, sesuatu yang tak terduga terjadi. (M-2)
Dok. Rifaldi Putra
SHEILA Dara Aisha dan Dion Wiyoko telah bermain bersama sebagai pasangan setidaknya dalam empat judul. Kolaborasi keduanya, selalu dipertemukan oleh sutradara Yandy Laurens.
Dengan latar keindahan kota kecil di Kroasia, perlahan Jonathan percaya Sore hadir sebagai kesempatan kedua bagi Jonathan untuk membuat hidup lebih baik
Tidak hanya menjadi sutradara, Yandy juga bakal turun tangan langsung sebagai penulis skenario
Bagi Ernest, persoalan warna tidak akan menjadi masalah asalkan terdapat penokohan yang kuat serta alur cerita yang menarik.
"Kalau cerita ke Yandy (cerita curhat) langsung jadi film. Keren! Pas lihat skenarionya pertama kali, 'Lah ini kan cerita gua'," kata Ringgo sambil tertawa.
"Karena sudah latihan, jadi semua dialog Kroasia dalam film itu aku implementasikan secara langsung dan itu bukan dubing,"
Dion Wiyoko merasa perlu terlibat dalam penggarapan film itu meski belum membaca draf akhir naskah karena terkesan dengan ceritanya.
Dua kontras ini yang dihadirkan Robert, bagaimana jika kedua orang dari dua kelas yang berbeda harus bertahan hidup di sebuah pulau tanpa penghuni.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved