Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Anna Wintour Mundur dari Posisi Pemimpin Redaksi Vogue AS Setelah Hampir 40 Tahun

Thalatie K Yani
27/6/2025 07:59
Anna Wintour Mundur dari Posisi Pemimpin Redaksi Vogue AS Setelah Hampir 40 Tahun
Anna Wintour umumkan pengunduran dirinya dari posisi pemimpin redaksi majalah Vogue.(Media Sosial X)

SETELAH hampir empat dekade memimpin Vogue edisi Amerika Serikat, Anna Wintour akhirnya mengumumkan pengunduran dirinya dari posisi pemimpin redaksi. Keputusan ini disampaikan langsung kepada staf, Kamis (26/6).

Meski mundur dari jabatan tertinggi di Vogue AS, Wintour tidak sepenuhnya meninggalkan dunia majalah atau perusahaan induk Condé Nast. Ia tetap akan menjabat sebagai direktur editorial global Vogue serta chief content officer global Condé Nast.

Posisi yang akan menggantikan perannya kini diberi nama baru: head of editorial content.

Membentuk Ulang Vogue dan Mode Dunia

Sejak menjabat tahun 1988, Wintour mengubah wajah Vogue secara drastis. Ia membawa majalah fesyen yang kala itu mulai kehilangan gebrakan menjadi pusat kekuatan yang mampu menciptakan dan menghancurkan tren, serta membesarkan nama para desainer baru.

Sampul edisi pertamanya pada November 1988 langsung mencuri perhatian: menampilkan model Israel Michaela Bercu mengenakan jeans stonewashed. Pilihan ini menandai perubahan arah editorial yang berani dan lebih inklusif.

Wintour juga mematahkan tradisi panjang Vogue. Ia berani menampilkan foto luar ruang yang lebih kasual, menggantikan potret studio yang kaku. Pada 1992, ia bahkan memuat pria di sampul majalah untuk pertama kalinya dalam sejarah Vogue, yaitu aktor Richard Gere bersama sang istri saat itu, Cindy Crawford.

Pengaruh yang Melampaui Vogue

Tak hanya dikenal sebagai ikon Vogue, sejak 2020 Wintour juga menjabat sebagai chief content officer global Condé Nast, mengawasi berbagai publikasi bergengsi seperti Vanity Fair, GQ, Wired, Bon Appétit, dan Architectural Digest.

Perubahan ini bukanlah sinyal pensiun, melainkan bagian dari restrukturisasi besar di tubuh Condé Nast. Namun, langkah Wintour tetap menandai perubahan besar di dunia mode, khususnya untuk Vogue AS — membuka peluang bagi wajah baru dan arah editorial yang lebih segar.

Dua tahun lalu, Vogue Inggris mencetak sejarah dengan menunjuk Chioma Nnadi sebagai pemimpin redaksi menggantikan Edward Enninful. Nnadi menjadi perempuan kulit hitam pertama yang memimpin majalah tersebut. Kini, perhatian dunia mode tertuju pada siapa yang akan menjadi penerus Anna Wintour di panggung mode Amerika. (CNN/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya