Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Penjelasan Episode One Take Shot Serial Adolescence yang Tayang di Netflix

Fathurrozak
25/3/2025 13:25
Penjelasan Episode One Take Shot Serial Adolescence yang Tayang di Netflix
Salah satu adegan serial Netflix Adolescence.(Dok. Netflix)

MINI serial Adolescence yang tayang Netflix menggunakan pengambilan gambar one take shot (pengambilan gambar sekali oke tanpa ada menyambungkan rekaman lain) untuk menciptakan emosi yang intens. Teknik one take shot itu mengikuti anak sekolah berusia 13 tahun, Jamie Miller, diperankan oleh aktor pendatang baru Owen Cooper, yang ditangkap karena dicurigai telah membunuh teman sekelasnya.

Pengambilan adegan berlangsung secara real time, mulai dari polisi yang melakukan penggerebekan di pagi hari, membawanya untuk diinterogasi, hingga mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada teman sekelasnya, dan apakah dia yang melakukannya? Sinematografer Matthew Lewis bekerja sama dengan Philip Barantini untuk menghadirkan gaya sinematografi yang khas di empat episode Adolescence. Itu berarti tidak ada penyuntingan yang tidak terlihat.

“Tidak ada penggabungan beberapa pengambilan gambar. Itu adalah satu pengambilan gambar utuh, entah saya menginginkannya atau tidak,” kata sinematografer Adolescence Matthew Lewis, dikutip dari Variety, Selasa, (25/3).

Lewis dan Barantini mengambil gambar semuanya sebagai satu adegan yang berkesinambungan untuk menciptakan perasaan tegang dan gugup saat cerita dan niat Jamie terungkap. Kolaborasi, menemukan lokasi yang tepat dan menemukan peralatan kamera yang tepat adalah kunci untuk mewujudkannya.

Ketika ditanya tentang adegan yang dimulai dari penggerebekan polisi, lalu bergerak ke dalam rumah, kamar tidur, mobil, dan ke kantor polisi, Lewis menjelaskan itu membutuhkan perencanaan matang. Ia menyebut tidak hanya bisa sekadar mengandalkan call sheet untuk pengambilan gambar.

“Kami memetakan area yang kami gunakan dan melihat bagaimana kamera akan bergerak di dalamnya, dan kami melatihnya seperti sebuah koreofrafi tarian, antara saya dan para pemeran. Tetapi bahkan sebelum itu, Phil dan saya mencari lokasi, dan setelah kami mendapatkannya, kami merencanakan rute dan memindahkan semua potongan teka-teki sampai masuk akal. Tantangan terbesarnya adalah bagaimana berpindah dari rumah sungguhan ke kantor polisi palsu. Jadi, kami harus menemukan sebuah studio yang dekat dengan rumah-rumah di pinggiran kota, dan akhirnya kami menemukan sebuah daerah di South Kirkby, Yorkshire,” jelas Lewis.

Tantangan lainnya adalah, kamera yang digunakan untuk mengambil gambar. Paling tidak, juru kamera harus memegangnya selama satu jam. Sehingga pilihan kamera tidak boleh terlalu berat.

“Kami menguji gimbal Ronin dan mengambil gambar pada DJI Ronin 4D. Gimbal ini memiliki keterbatasan, tetapi dalam hal yang kami perlukan untuk bekerja: sebagai gimbal kecil yang bisa diberikan ke operator, gimbal yang dapat kamu pegang di depan kamu tanpa harus menempelkannya pada seseorang, dan dengan sekali klik, kamu bisa menggenggamnya, atau mengkliknya ke drone,” jelas Lewis. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya