Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
ZHONG Ken bersikeras untuk menjadi penyanyi Raja Gesar, penyanyi yang membawakan kisah Raja Gesar dalam tradisi epik Gesar. Tradisi ini merupakan warisan budaya Tibet yang dilestarikan oleh Tiongkok. Namun, obsesi dan ambisinya itu perlahan ditepikan setelah bertemu dengan beberapa orang di tengah perjalanannya.
Kisah tersebut tersaji dalam film berjudul Personal Persistence yang disutradarai Xing Xiao, sutradara asal Beijing, Tiongkok. Personal Persistence diputar dalam rangkaian Pameran Film Tiongkok 2025 yang berlangsung di Cinepolis Senayan Park, Kamis (16/1). Film itu sekaligus menjadi penutup gelaran Pameran Film Tiongkok 2025 bersama film animasi Into the Mortal World.
Dalam produksinya, Xing Xiao, yang juga hadir ke Indonesia, mengatakan tantangan terberatnya adalah medan dan cuaca. Berada di ketinggian 4.000 mdpl di Tibet menjadi salah satu yang terberat.
“Kami melakukan syuting selama dua bulan. Untuk syuting selama 10–15 jam, itu dapat adegan yang tidak terlalu banyak, karena memang lokasinya yang sangat menantang, berada di ketinggian,” kata Xing Xiao saat ditemui seusai pemutaran film Personal Persistence di Cinepolis Senayan Park, Kamis (16/1).
Di film ini, Xing Xiao ingin menyampaikan pesan tentang jangan terlalu terobsesi pada suatu hal yang begitu tinggi. Ada yang mungkin saja membuat kita berambisi pada hal tertentu, namun ketika itu tidak tercapai bisa membuat kita sakit.
“Sebagai orang biasa, obsesi itu jangan terlalu tinggi. Coba untuk melepaskan diri dan menerima apa yang dialami sekarang, dinikmati saja. Terkadang ada sesuatu yang tidak bisa kita terima dengan apa yang kita jalani saat ini,” ungkapnya.
Di Pameran Film Tiongkok 2025, film Personal Persistence diputar bersama Into the Mortal World, Her Story, Gold or Shit, dan Life of Luosang. Berlangsung selama tiga hari sejak Selasa (14/1), Pameran Film Tiongkok 2025 juga menjadi bagian peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Tiongkok dan Indonesia.(M-2)
Pemutaran lima film unggulan tersebut menjadi penanda 75 tahun hubungan diplomatik Tiongkok dan Indonesia
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved