Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
FILM The Wild Robot yang diadaptasi dari novel berjudul senada karya Peter Brown sedang tayang di bioskop. Mengusung tema kekuatan kasih sayang, alam, dan dukungan sosok yang berperan seperti orangtua serta lingkungan sekitar, film ini membawa pesan emosional dan visual yang luar biasa ke layar lebar.
Film animasi ini menyoroti pertualangan epik yang mengikuti perjalanan robot ROZZUM unit 7134, disingkat Roz (disulih suara oleh Lupita Nyong’o) yang terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni dan harus beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda dari tempat ia diciptakan. Perlahan Roz mulai dapat membangun hubungan dengan hewan-hewan di pulau tersebut dan bersahabat dengan seekor rubah bernama Fink (Pedro Pascal) yang menjadi sosok seperti orangtua dari seekor angsa yatim piatu bernama Brightbill (Kit Connor).
Perjalanan Roz bukan hanya untuk bertahan hidup, tetapi juga untuk menemukan jati diri dan hubungan tak terduga dengan satwa liar di pulau tersebut, termasuk seekor angsa yatim piatu yang ia pelihara seperti anaknya sendiri. Film ini menekankan pentingnya kebersamaan dan nilai kebaikan dalam kesulitan, ketahanan yang diperlukan untuk beradaptasi, seluk-beluk menjadi orangtua, navigasi emosional dari kehilangan, dan hubungan antara alam dan teknologi.
The Wild Robot merayakan struktur keluarga yang beragam, menggarisbawahi keindahan penerimaan dan rasa memiliki, serta menawarkan refleksi mendalam tentang apa artinya hidup.
“Ketika saya memulai proses film ini, saya sangat antusias. Ada banyak keyakinan yang harus ditanamkan dalam proyek seperti ini, dan tentunya banyak kesungguhan. Awalnya, menemukan suara Roz merupakan sebuah perjalanan yang cukup panjang. Semuanya dimulai dengan perdebatan tentang peran emosi pada robot. Roz, sebagai robot, harus belajar bagaimana mengakses spontanitas emosi, yang tidak muncul secara alami pada sebuah entitas yang sudah diprogram. So it’s been fun and challenging for me,” ujar Lupita Nyong’o dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, Senin (7/10).
The Wild Robot ditulis dan disutradarai Chris Sanders (How To Train Your Dragons) memadukan teknik tradisional dengan seni mutakhir. Setiap frame The Wild Robot menampilkan perpaduan unik antara gaya pelukis dan teknologi yang membuatnya berbeda dalam lanskap animasi.
“Saya terpesona oleh kedalaman dan nuansa dari buku The Wild Robot ini dan langsung membayangkan potensi sinematik dari cerita ini. Paling menarik perhatian saya dari buku ini adalah kedalaman emosionalnya yang sederhana. Saya terhubung dengan kepolosan dan kesungguhannya. Saya tertarik pada cerita dengan emosional yang kuat. Meskipun saya menghargai cerita petualangan yang besar, namun momen-momen yang lebih tenang dan intim benar-benar beresonansi. Ini adalah elemen-elemen yang saya utamakan sebagai pembuat film, dan saya pikir The Wild Robot mencontohkannya dengan indah,” kata penulis dan sutradara Chris Sanders.(M-3)
Brightbill adalah seekor angsa yang dipelihara dari telur hingga dewasa oleh robot penjaga Roz
Lupita Nyong'o tampil memukau di Oscar 2025 dengan gaun putih rancangan Chanel yang dihiasi lebih dari 22.000 mutiara, terinspirasi dari koleksi haute couture Chanel 1991.
Lupita Nyong'o, pemenang Oscar berusia 41 tahun, baru-baru ini berbagi kisah inspiratif tentang bagaimana Taylor Swift membantu mengangkat semangatnya di masa-masa sulit.
Pemenang Oscar lewat film 12 Years a Slave itu disebut sedang dalam negosiasi akhir untuk membintangi sempalan atau spin-off A Quiet Place: Day One.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved