Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Deadpool & Wolverine: Upaya Menyelamatkan MCU dengan Komedi Roasting Superhero

Fathurrozak
27/7/2024 14:00
Deadpool & Wolverine: Upaya Menyelamatkan MCU dengan Komedi Roasting Superhero
Adegan di film Deadpool & Wolverine.(Dok. Marvel)

KECUALI Guardian of the Galaxy Volume 3, fase kelima film-film Marvel Cinematic Universe (MCU, bisa dibilang kurang menggigit. Itu mulai dari Antman hingga beberapa serial yang tayang di Disney Plus.

 

Maka film Deadpool & Wolverine, sejak awal pengumuman judulnya, terkesan sebagai upaya untuk membangkitkan lagi daya tarik semesta sinematik MCU. Ibarat jurus promosi, beli satu dapat dua, yang jelas menarik bagi pembeli.

Baca juga : Tim Alpine Hadirkan Livery Deadpool & Wolverine di GP Belgia

 

Kisah Deadpool & Wolverine dimulai ketika Wade Wilson, yang telah meninggalkan masa lalunya sebagai Deadpool, kembali diusik setelah sekelompok anggota TVA (Time Variance Authority) menangkapnya. Wade kini harus kembali menjadi Deadpool dan berjuang untuk mempertahankan dunianya, serta meyakinkan Wolverine untuk membantunya.

 

Baca juga : Selain Cassandra Nova, Ini Supervillain X-Men dengan Kekuatan Telekinesis

TVA, yang mulai dipopulerkan dalam serial Loki, diberikan dimensi lebih dalam film layar lebar Marvel kali ini. Mr. Paradox (Matthew Macfadyen), adalah yang punya wewenang di TVA dalam dunia yang dihuni Wade Wilson.

 

Mr. Paradox mendiagnosa, semesta yang didiami Wade akan punah, karena tokoh jangkar semesta ini, yang semula disangka Wade adalah dirinya tapi ternyata Wolverine, telah wafat. Wade, yang kini hidup dalam krisis paruh baya dan hidup dalam kemediokeran, mencoba menyelamatkan semesta buminya. Demi melihat orang-orang yang ada dalam sebuah foto, para orang terdekatnya, tetap hidup. Ia pun lalu menjelajahi semesta lain untuk menemukan Wolverine versi dunia yang berbeda.

Baca juga : Mengenal Cassandra Nova, Bayangan Gelap Charles Xavier di Deadpool & Wolverine

 

Wade yang semula tak ambisius, kini harus kembali jadi Deadpool yang sarkastik dan energik. Membujuk Wolverine dari semesta lain untuk membantu misinya, mencegah dunia Wade yang tengah sekarat di ambang kepunahan.

 

Baca juga : Menyala! Johnny Storm Versi Chris Evans Membakar Deadpool & Wolverine

Deadpool & Wolverine berhasil menyajikan perpaduan yang dinamis antara dua karakter dengan kepribadian yang sangat berbeda. Deadpool dengan sarkasmenya yang khas dan kemampuan untuk memanfaatkan formula sinema menembus dinding keempat (4th wall), beradu akting dengan Logan alias Wolverine yang di film ini ditampilkan sebagai nihilis. Ryan Reynolds sebagai Deadpool dan Hugh Jackman sebagai Wolverine menghidupkan api film pahlawan super.

 

Naskah yang ditulis sang sutradara Shawn Levy bersama Reynolds, Rhett Reese, Paul Wernick, dan Zeb Wells juga mencoba mengeksplorasi dinamika antara keduanya. Perbedaan karakter mereka menjadi sumber konflik yang menarik, sekaligus menjadi katalis bagi perkembangan cerita.

 

Humor yang disajikan pun beragam, mulai dari lelucon meta yang mengolok-olok dunia superhero hingga sarkasme khas Deadpool yang tak pernah gagal membuat penonton tertawa. Meta superhero misalnya dengan menghadirkan Chris Evans, yang dalam waralaba Marvel merupakan ikon Captain America, tetapi di film ini dihadirkan sebagai  Johnny Storm di Fantastic Four yang juga diperankan Evans. Atau, bagaimana latar Mad Max, melatari bangunan dunia kosong sebagai tempat buangan para karakter yang sudah tidak berguna menurut TVA, sekaligus direferensikan secara verbal oleh Deadpool. Sarkasme lainnya tentu saja bagaimana Disney, yang mengakuisisi 20th Century Fox.

 

Sebagai film superhero, Deadpool & Wolverine tidak pelit menyajikan adegan aksi yang memukau. Perkelahian antara Deadpool dan Wolverine menjadi sorotan tersendiri, dengan koreografi yang sangat baik dan efek visual yang mendukung.

 

Namun, yang membuat adegan aksi dalam film ini terasa berbeda adalah sentuhan komedi yang kental. Setiap pukulan dan tendangan disertai dengan dialog-dialog jenaka yang mampu meredakan ketegangan.

 

Penggunaan formula 4th wall juga menjadi salah satu kekuatan film ini. Deadpool seringkali berinteraksi langsung dengan penonton, memberikan komentar sarkastik tentang film itu sendiri atau bahkan mengolok-olok studio yang memproduksinya (Fox Studio adalah studio yang memproduksi Deadpool 1 dan 2 serta X Men, namun pada 2020 studio tersebut dibeli oleh Disney, pemilik Marvel), olok-olok pada studio tidak berhenti pada dialog tapi juga penyertaan logo 20th Century Fox yang teronggok di dunia kosong yang menjadi tempat buangan. Hingga dialog seperti ‘di mana koordinator keintiman (intimacy coordinator)?’, ketika Deadpool sedang dibaca pikirannya oleh antagonis Cassandra Nova (Emma Corin).

 

Penggunaan formula ini tidak hanya membuat film terasa lebih segar, tetapi juga memungkinkan penonton untuk lebih terhubung dengan karakter Deadpool. Macfadyen, yang tampil memukau di serial Succession HBO dan berhasil membawa Piala Emmy, juga kembali tampil dengan arketipe karakter Tom Wambsgans yang oportunis. Dengan setelan rapi jasnya, Macfadyen adalah Tom Wambsgans versi Marvel.

 

Deadpool & Wolverine menjadi angin segar bagi MCU. Seperti yang berulang dirujuk oleh Deadpool, ia akan menjadi juru selamat Marvel (Marvel Jesus). Selain itu, film ini juga membuka peluang bagi crossover dengan karakter-karakter X-Men lainnya di masa depan. Deadpool & Wolverine sedang tayang di bioskop Indonesia. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya