Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
MENCARI film Indonesia yang menceritakan tentang sejarah dan biografi tokoh nasional sangatlah banyak.
Bahkan, karya film-filim sejarah ini sudah ada di Indonesia sejak tahun 80-an.
Puluhan film biografi dan sejarah itu masih trend dan favorit hingga saat ini.
Baca juga : Yudi Latif: Bung Hatta Gaungkan Islam Garam, bukan Islam Gincu
Bahkan, beberapa diantaranya di tahun 2023 masih ada yang membuat karya film biografi dan sejarah Indonesia.
Maka dari itu film biografi dan sejarah ini selalu membuat banyak penonton penasaran dan menunggu karyanya.
Namun, film-film tersebut tidak lagi tayang di bioskop.
Baca juga : Peringatan Hari Media Sosial: Sejarah, Tujuan, dan Jenis
Tetapi kalian masih bisa menontonnya melalui beberapa aplikasi berbayar.
Aplikasi berbayar ini bisa kalian download atau unduh di Play Store atau App Store.
Dari 25 rkomendasi film Indonesia di atas bisa kalian saksikan kembali di aplikasi berbayar Netflix atau pun Video. (Z-12)
Telusuri biografi inspiratif: kisah hidup yang memotivasi, penuh pelajaran, dan membuka cakrawala baru.
Telusuri biografi inspiratif! Temukan pelajaran hidup berharga, kisah sukses, dan motivasi dari perjalanan seseorang.
TERLAHIR sebagai putra sulung keluarga guru nasionalis di Blora, 6 Februari 1925, Pramoedya Ananta Toer menempuh pendidikan dasar di Institut Boedi Oetomo Blora yang dipimpin ayahnya.
Film ini berfokus pada pengalaman, perjalanan, dan pencapaian individu tersebut, sering kali menggambarkan peristiwa penting dalam hidup merekaa, serta tantangan yang mereka hadapi.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meluncurkan buku tentang Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berjudul Sri Mulyani No Limits: Reformasi dengan Hati.
Sri Mulyani menyebut buku No Limits: Reformasi dengan Hati berhasil menangkap banyak episode perjalanan kariernya.
PENGENALAN dan pemahaman atas sejarah dan objek bersejarah serta aturannya selayaknya diketahui masyarakat Depok, terutama para pelajar dan guru sejarahnya sebagai stakeholders.
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Pegiat HAM Perempuan Yuniyanti Chizaifah menegaskan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut tidak ada pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998
Djarot mengatakan penulisan sejarah seharusnya berdasarkan fakta, bukan berdasarkan kepentingan politik. Maka dari itu, ia mengingatkan agar sejarah tidak dimanipulasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved