Headline

Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Indra Bekti Kena Pendarahan Otak, Yuk Kenali Gejala dan Penyebabnya

Meilani Teniwut
29/12/2022 19:51
Indra Bekti Kena Pendarahan Otak, Yuk Kenali Gejala dan Penyebabnya
Indra Bekti penyanyi, komedian dan aktor film.(MI/ADAM DWI )

BARU-BARU ini Indra Bekti dikabarkan dilarikan ke Rumah sakit karena mengalami pendarahan otak. Sebelumnya, Bekti sempat pingsan saat melakukan kegiatan di salah satu stasiun radio hingga dilarikan ke rumah sakit. Dia pun harus menjalani operasi akibat pendarahan otaknya.

Pendarahan otak merupakan salah satu jenis stroke yang disebut juga dengan istilah brain hemorrhage. Kondisi ini terjadi saat pembuluh arteri pada otak pecah.

Baca juga: Keluarga Antarkan Jenazah Pak Ogah Dimakamkan

Pendarahan ini menyebabkan jaringan otak iritasi dan bengkak, atau disebut juga dengan cerebral edema. Darah akan menggenang dan menggumpal (hematoma). Gumpalan tersebut bisa akan menekan jaringan otak, hingga akhirnya memengaruhi aliran darah di sekitarnya.

Kondisi ini merupakan keadaan medis yang darurat dan memerlukan perawatan sesegera mungkin. Pada beberapa kasus, pasien dengan kondisi ini berakhir dengan kelumpuhan permanen. Namun, tidak sedikit pula pasien yang berhasil pulih dengan sempurna.

Selain itu, kelainan ini lebih banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin pria dibanding wanita. Sebanyak 15% kasus stroke berhubungan dengan kondisi pendarahan otak. Kondisi ini dapat ditangani dengan cara mengenali apa saja penyebab dan gejala yang ada. 

Nah, untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini Yuk disimak penjelasan berikut.

a. Penyebab Perdarahan Otak
Ada beberapa faktor risiko dan penyebab terjadinya perdarahan otak. Berikut ini adalah penyebab perdarahan otak yang biasa terjadi:

1. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit kronis (jangka panjang) yang dapat melemahkan dinding pembuluh darah, tak terkecuali pembuluh darah otak.

Jika tekanan darah tidak terkendali, lama kelamaan penyakit ini berpotensi menimbulkan stroke perdarahan (stroke hemoragik).

2. Cedera kepala
Cedera kepala umumnya terjadi ketika seseorang mengalami kecelakaan lalu lintas, terjatuh dari ketinggian, atau cedera kepala akibat olahraga.

Bagi lansia, perdarahan otak bisa terjadi meski cedera kepala yang dialami ringan, seperti tidak ada luka terbuka, memar, atau tanda cedera lainnya.

3. Kelainan pembuluh darah
Kondisi yang bisa terjadi pada saat lahir ini dapat membuat dinding pembuluh darah di sekitar dan bagian dalam otak menjadi lemah. Kelainan ini disebut malformasi arteri vena.

Penderita gangguan ini tidak selalu mengeluhkan adanya gejala, namun seketika pembuluh darah dapat pecah dan menimbulkan kondisi yang berbahaya.

4. Gangguan pembekuan darah
Menurunnya trombosit juga dapat menyebabkan perdarahan otak. Anemia sel sabit (kondisi di mana sel darah merah berbentuk abnormal), hemofilia (tubuh kekurangan protein untuk pembekuan darah), hingga mengonsumsi obat pengencer darah dapat berkontribusi dalam hal ini.

5. Pembengkakan pembuluh darah (aneurisma)
Aneurisma menyebabkan melemahnya pembuluh darah, yang kemudian dapat pecah dan menimbulkan perdarahan di dalam otak. Kondisi ini dapat menyebabkan stroke.

6. Angiopati amiloid
Angiopati amiloid adalah kondisi di mana terjadi kelainan dinding pembuluh darah yang disebabkan oleh faktor usia atau hipertensi. Kondisi ini dapat menimbulkan banyak perdarahan kecil yang mengarah pada perdarahan yang lebih besar.

Hal lain yang bisa menyebabkan perdarahan otak antara lain adalah tumor otak dan penyakit hati.

Beberapa penyebab perdarahan otak dapat diatasi sejak dini. Misalnya, dengan menjaga pola makan dan hidup sehat agar terhindar dari tekanan darah tinggi.

Gejala Pendarahan Otak
Umumnya seseorang yang mengalami perdarahan otak akan mengalami sakit kepala parah yang tiba-tiba datang, muntah, kebingungan (delirium), hingga pingsan.

Meski begitu, hal ini tidak selalu dialami pada setiap orang. Gejala yang muncul tergantung pada lokasi perdarahan terjadi.

Misalnya, jika perdarahan terjadi di bagian otak yang berkaitan dengan penglihatan, gejala yang mungkin muncul adalah pasien mengalami gangguan penglihatan.

Gejala lain yang mungkin terjadi pada pasien perdarahan otak adalah mengalami kejang secara tiba-tiba, gangguan koordinasi dan keseimbangan, serta kesulitan menelan.

Jika perdarahan otak terjadi pada bagian bawah atau batang otak, pasien dapat mengalami koma, hingga gagal napas . Sedangkan perdarahan otak yang terjadi pada bagian pusat bicara, maka pasien dapat mengalami gangguan dalam berbicara.

Untuk mengevaluasi kerusakan otak, dokter akan menentukan otak bagian mana yang mengalami perdarahan berdasarkan gejala yang timbul, serta melalui pemeriksaan fisik, dan tes pencitraan CT scan atau MRI otak.

Jika lokasi perdarahan sudah bisa dipastikan, dokter akan melakukan langkah pengobatan yang sesuai.

Jika perdarahan otak menimbulkan koma atau kesulitan bernapas, penderita perlu mendapatkan tindakan intubasi untuk memberi napas buatan.

Pemasangan infus untuk pemberian cairan dan obat-obatan juga diperlukan. Jika kondisi memburuk, perdarahan otak perlu mendapat pemantauan ketat oleh dokter di ruang perawatan intensif di rumah sakit.

Pendarahan otak ternyata dibagi menjadi beberapa jenis, sebagai berikut:
1. Intraserebral
Pendarahan jenis ini termasuk yang paling umum terjadi. Pendarahan intraserebral terjadi ketika pembuluh darah di dalam otak pecah dan darah mengalir di jaringan-jaringan otak. Pendarahan ini menyebabkan sel-sel otak mati dan beberapa bagian otak gagal berfungsi secara normal.

Umumnya, pendarahan intraserebral disebabkan oleh tekanan darah tinggi atau kelainan genetik seperti arteriovenous malformation (AVM).

2. Subarachnoid
Tipe pendarahan otak ini terjadi di bagian antara otak dan jaringan selaput (membran) yang melapisi otak, atau yang sering disebut sebagai ruang subarachnoid.

3. Subdural
Pendarahan yang terjadi dibawah lapisan durameter dan di atas selaput yang melapisi otak. Lapisan durameter merupakan lapisan paling keras dibawah tulang tengkorak

4. Epidural
Perdarahan yang berkembang di bawah tulang tengkorak (berada di atas durameter).

Lalu, apakah pendarahan otak bisa sembuh?

Melansir laman WebMD (14/9/2020), seberapa baik pasien merespon perdarahan otak tergantung pada ukuran perdarahan dan jumlah pembengkakan.

Dengan perawatan yang tepat dan segera, berapa pasien dapat sembuh total. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya