Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Louis Cole Rilis Album Quality Over Opinion

Basuki Eka Purnama
18/10/2022 12:00
Louis Cole Rilis Album Quality Over Opinion
Louis Cole(MI/HO)

LOUIS Cole, penyanyi-penulis lagu dan multiinstrumentalis asal Los Angeles, Amerika Serikat (AS), merilis album baru, Quality Over Opinion, yang disebut The Guardian sebagai, "Karyanya yang paling sempurna dan menyeluruh hingga saat ini."

Cole, saat ini, sedang mengemban misi untuk menciptakan perasaan yang mendalam melalui musik dan merupakan tokoh utama dari kancah musik jazz di LA yang mencakup Genevieve Artadi (yang bersama Cole mendirikan band alt-pop / electrofunk KNOWER pada 2009), Sam Gendel, Sam Wilkes, Jacob Mann, Dennis Hamm, Pedro Martins, dan banyak lagi.

Menampilkan 20 lagu, Quality Over Opinion ditulis, dibawakan, dan diproduksi sendiri di studio rumahan Cole yang sederhana, dengan beberapa teman dekatnya sebagai kolaborator, termasuk Genevieve Artadi (kolaborator musik no 1 Louis), pemain saxophone Sam Gendel – teman dekat Louis selama 17 tahun, pianis Chris Fishman, Nate Wood dari band Kneebody, Marlon Mackey, dan gitaris Kurt Rosenwinkel. 

Baca juga: Album Keempat Sam Smith akan Dirilis 27 Januari 2023

"Album ini adalah representasi dari aku yang mencoba membuat musik terbaik, paling kuat, dan paling enak didengarkan dari diriku. Baik untuk diriku sendiri maupun orang lain," cerita Cole.

Instrumen utama Cole adalah drum dengan latar belakang jazz, meskipun musik yang ia tulis hanya memiliki sedikit kemiripan dengan jazz dalam artian yang murni atau klasik. Hubungan musiknya dengan jazz lebih konseptual 

"Akar jazz adalah kebebasan murni... tanpa batas... hanya apa yang kita pikirkan saat itu... ledakan musik murni tanpa batas," ujarnya. 

Oleh karena itu, inspirasi Cole untuk Quality Over Opinion termasuk komposer pendorong batas seperti Gustav Mahler dan György Ligeti serta ikon jazz seperti Miles Davis, band metal asal Swedia Meshuggah, Morten Lauridsen (profesor musik dari American Choral Master) dan Super Mario Kart. 

"Tidak ada alur cerita yang berkesinambungan di album ini, setiap lagu mengekspresikan momennya sendiri dalam hidup dan waktuku," jelas Cole. "Aku terinspirasi oleh kegembiraan, rasa sakit, dan misi konstan untuk menarik sesuatu dari kehidupan di sekitarku."

Single baru I'm Tight hadir setelah Let it Happen, yang merupakan sebuah modern power ballad yang tidak lekang oleh waktu. 

Sebaliknya, I'm Tight adalah lagu funk rocket yang ramping dengan bass line yang sangat menarik. 

"Ini berasal dari aku yang merekam sekitar 100 sel funk yang berbeda, memilih bagian-bagian favoritku dan menggabungkannya menjadi sebuah lagu," kata Cole. "Aku harus banyak berlatih bas untuk yang satu ini."

Kepiawaian bermusik Cole yang gila bukanlah rahasia lagi — setelah membagikan video penampilannya di YouTube selama satu dekade — dengan sebuah fanbase yang penuh dedikasi yang menghargai keahlian dan gayanya yang luar biasa. 

Thundercat menggambarkannya sebagai "salah satu musisi terbaik di Los Angeles" dan awal tahun ini mengundang Cole untuk bermain drum di turnya di Jepang baru-baru ini. 

Kedua musisi ini juga sering menulis bersama termasuk untuk lagu I Love Louis Cole, yang masuk ke album peraih Grammy milik Thundercat It Is What It Is. 

Flying Lotus juga mengungkapkan kekagumannya akan Cole dan menyebutnya "super inspiratif" selama penulisan album 2019-nya Flamagra. (RO/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya