Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
BEBERAPA waktu belakangan, sinema Indonesia didominasi kehadiran film-film drama hangat, alih-alih film horor yang di tahun-tahun sebelumnya mendominasi.
Bisa dibilang, tidak terlalu banyak film horor dalam negeri yang rilis di saat pandemi.
Hal ini lalu menggugah pertanyaan, apakah penonton Indonesia sudah mulai bergeser dalam genre tayangan.
Baca juga: Film Cek Ombak (Melulu), Ada Mertua di Rumahku, dan Enam Batang, Hiasi Awal Tahun 2022
Wakil Ketua I Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan pengamat film Hikmat Darmawan, dikutip Selasa (11/1), mengatakan film horor lokal masih memiliki tempat di hati masyarakat Indonesia.
"Di Indonesia sendiri agaknya ada perbaikan production value hingga estetiknya. Banyak sekali peningkatan pasar untuk film ini. Faktanya, (film horor) pasarnya paling stabil dan tidak niche (tersegmentasi lebih kecil) lagi," kata Hikmat.
Hal lain yang Hikmat soroti adalah banyaknya film-film horor yang sudah disimpan akhirnya diumumkan untuk segera rilis dan mendapatkan animo cukup besar dari para penyuka film di dalam negeri.
"Tahun ini film yang kuat dan disimpan segera dirilis di bioskop mengingat kondisi pandemi yang sudah mulai kondusif. Misalnya Pengabdi Setan 2, Keramat 2, sampai KKN di Desa Penari," ujar Hikmat.
"(Film-film ini disimpan) Diasumsikan karena pasarnya besar. Peluangnya besar juga di Indonesia dan cenderung kuat. Pun dari segi mutunya," tambahnya.
Sependapat, dua sosok di balik film pendek Makmum (2017) dan penulis adaptasi film panjang berjudul sama, Makmum (2019) dan Makmum 2 (2021), Riza Pahlevi dan Vidya Talisa Ariestya mengatakan film horor memiliki tempat tersendiri di dunia film Indonesia.
"Dilihat dari sisi selera penonton Indonesia, aku pikir horor masih jadi salah satu yang dicari. Makmum bisa sampai sejauh ini. Dan tahun ini akan banyak sekuel film horor Indonesia yang muncul, yang selama ini sudah dipendam akhirnya dikeluarkan sekarang," kata Riza saat dihubungi.
"Kalau bergeser sih, sepertinya enggak. Tahun ini banyak film horor yang sudah dinantikan, dan itu animonya sudah dari sekarang, padahal baru rilis teaser dan poster saja. Film horor Indonesia bisa dibilang abadi, (pasar) cenderung stabil. Dan dari pengalaman menonton pun rasanya lebih seru karena biasanya ditonton bersama-sama," timpal Vidya. (Ant/OL-1)
Rohtrip menceritakan kisah perjalanan enam teman satu kampus dari Yogyakarta ke Jakarta yang mengalami gangguan dari hantu, yang ternyata ikut dalam perjalanan mereka.
LEO Pictures akan kembali dengan film terbarunya berjudul Jalan Pulang yang dibintangi oleh Luna Maya
Dalam film Penjagal Iblis: Dosa Turunan, Satine berperan sebagai Ningrum, gadis 19 tahun pelaku pembunuhan yang ditahan di rumah sakit jiwa karena diduga mengalami delusial.
MD Pictures kembali menghadirkan film horor terbaru berjudul Janur Ireng, yang merupakan prekuel dari film sukses Sewu Dino (2023).
Ozi Syahputra mengemukakan bahwa popularitas film horor di Indonesia tidak lepas dari kepercayaan dan kesukaan masyarakat umum pada hal-hal mistis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved