Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Program IF/Then Dukung 19 Proyek Dokumenter Indonesia dan Asean

Fathurrozak
12/6/2020 20:41
Program IF/Then Dukung 19 Proyek Dokumenter Indonesia dan Asean
Dokumentet Looking for Haven(IF/Then)

SETELAH sukses dengan IF/Then edisi pertama pada 2018, In-Docs dan Tribeca Film Institute (TFI) kembali menggelar IF/Then Asia Tenggara edisi kedua tahun ini.

IF/Then merupakan program mentorship pengembangan cerita dan distribusi global bagi sineas-sineas muda Indonesia dan Asia Tenggara yang akan membantu mereka mengangkat cerita-cerita terbaik dari daerah masing-masing.

Program ini membuka peluang untuk menembus pasar internasional yang seringkali sulit ditembus oleh sineas-sineas Asia Tenggara.

IF/Then akan dijadwalkan pada 17-23 Juni 2020. Terdiri dari rangkaian Lab Pengembangan Cerita pada 17-21 Juni, dan dua hari sesi pitching pada 22-23 Juni.

Seluruh program akan diselenggarakan secara daring (online). Akan ada empat mentor yang terdiri dari sutradara Cynthia Lowen (Amerika Serikat), editor Hata Takeshi (Jepang), senior commissioning producer Al Jazeera English Emile Guertin (Inggris), dan Direktur IF/Then Shorts - Tribeca Film Institute Chloe Gbai (Amerika Serikat).

Selain dari In-Docs dan TFI, program ini juga mendapat dukungan penuh dari Kedutaan Amerika Serikat untuk Indonesia.

“IF/Then selalu mendukung sineas-sineas yang mengusung cerita tentang masyarakat lokal mereka. Kami ingin menciptakan keberagaman dalam industri film dokumenter karena inilah semangat dan prinsip kerja IF/Then yang akan terus kami jaga dalam kemitraan ini”, ungkap Direktur IF/Then Shorts di Tribeca Film Institute Chloe Gbai, dari rilis yang Media Indonesia terima, Jumat , (12/6).

Ada 19 film dokumenter yang mengangkat berbagai isu sosial, politik, dan kultural telah terpilih untuk mengikuti rangkaian program ini. Dari 19 proyek dokumenter ini, ada enam dokumenter Indonesia.

Keenammya adalah Hi Boy (Rahmi Murti), Homebound (Ismail Fahmi Lubis), How To Sell Piety (Yovista Ahtajida), Looking For Haven (Andi Hutagalung), Rabiah and Mimi (Arfan Sabran), dan A Sonorous Melody (Riani Singgih). Sementara itu, ada delapan dokumenter dari Filipina, dua dari Vietnam, dua dari Singapura, dan satu dari Thailand.

“Indonesia sangat bangga menjadi tuan rumah IF/Then 2020, karena negara kita kaya akan cerita dan sineas berbakat, tapi sayangnya perspektif kita kurang lantang bergema di pentas global. Untuk itu, penting sekali bagi Indonesia untuk menjadi jembatan bagi tidak saja film-film Indonesia tetapi juga proyek-proyek terbaik Asia Tenggara agar lebih terdistribusikan di pasar internasional. Program IF/Then ini merupakan kesempatan penting bagi kita untuk membagikan cerita-cerita kita kepada dunia,” ungkap Direktur Program In-Docs Amelia Hapsari.

Sejak kehadiran pertamanya pada 2018, IF/Then Asia Tenggara melibatkan 28 sineas dari ASEAN, dan berhasil mengumpulkan pendanaan lebih dari USD 80 ribu (setara Rp1 miliar lebih) dari tiga broadcaster besar di dunia, termasuk Al Jazeera English. Empat pemenang IF/Then 2018 juga diundang ke tujuh forum dokumenter internasional, dan berhasil menembus 11 festival film internasional. (OL-8).

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik