Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
Menurutnya, gadis remaja saat ini harus mendapatkan edukasi tentang kepemimpinan dan belajar untuk mengambil ruang.
GELAR Miss Universe 2019 jatuh ke tangan Zozibini Tunzi, 26, aktivis dan model dari Afrika Selatan. Tunzi mampu menyisihkan wakil dari Puerto Rico, Madison Maderson, dan wakil Meksiko, Sofia Aragon, di Amerika Serikat, Minggu (8/12) waktu setempat.
Dia menjadi perempuan kedua Afrika yang mendapatkan gelar Miss Universe setelah Leila Lopes dari Angola dinobatkan sebagai Miss Universe 2011.
'Malam ini sebuah pintu telah terbuka dan aku bersyukur menjadi orang yang terpilih menjalaninya. Semoga setiap anak perempuan yang menyaksikan momen ini selalu percaya kekuatan mimpinya dan semoga wajah mereka terpancar padaku. Dengan bangga kusebut diriku Zozibini Tunzi, Miss Universe 2019!' tulis Tunzi dalam akun Instagram-nya, Senin (9/12).
Sebelumnya dalam final, Tunzi mengungkapkan gadis remaja saat ini harus diajari tentang kepemimpinan. "Sudah lama remaja dan perempuan tidak mendapat pendidikan tentang kepempimpinan. Bukan karena kami tidak mau, melainkan karena masyarakat yang telah memberi label," ujarnya
"Aku merasa kita, perempuan, adalah makhluk yang terkuat di dunia, dan kita seharusnya diberi setiap kesempatan. Hal inilah yang seharusnya kita ajarkan pada remaja saat ini untuk mengambil ruang," lanjutnya.
Di atas panggung, dia mengungkapkan terus terang tentang pentingnya keragaman dan bagaimana hidupnya dibentuk oleh sikap rasial.
"Masyarakat telah diprogram sejak lama tidak pernah melihat kecantikan dalam gadis kulit hitam, tapi sekarang kita bergerak ke masa yang mana perempuan seperti diriku akhirnya bisa menemukan tempat di masyarakat, akhirnya bisa tahu kami indah," tukas perempuan kelahiran Tsolo, Afrika Selatan, 18 September 1993, itu.
Tunzi juga mengungkapkan dirinya membawa perspektif baru, segar, dan berbeda tentang Afrika Selatan. "Aku percaya apa pun yang kita masukkan ke alam semesta selalu kembali kepada kita dan aku pikir jika kita semua bekerja bersama dan melakukan semua yang kita bisa, sungguh kita dapat membuat perubahan," ujarnya.
Tunzi merupakan seorang profesional bidang hubungan masyarakat dan aktivis yang memperjuangkan kesetaraan gender.
"Dia berkampanye melalui media sosialnya untuk mengubah narasi seputar stereotip gender. Dia advokat yang menonjolkan kecantikan alami dan mendorong perempuan untuk mencintai diri mereka apa adanya," demikian yang tertulis dalam biografi Tunzi.
Pencinta buku
Tunzi ialah seorang pencinta buku dan dia mengaku berterima kasih kepada neneknya atas hal itu. "Buku pertama yang aku ambil untuk dibaca adalah milik nenekku. Dia menghadiahkannya kepadaku karena aku suka duduk di pangkuannya berpura-pura membaca setiap kali dia melakukannya," kata Tunzi, seperti dilansir Eonline.
"Sampai hari ini, bahkan dengan penglihatannya yang buruk, Anda tidak akan pernah bisa melihatnya tanpa buku di tangannya," sambung dia.
Menurut Tunzi, berkat sang nenek, dia menjadi haus pengetahuan dan suka membaca. "Dia menyalakan api dalam diriku untuk selalu ingin melakukan lebih banyak dan lebih banyak lagi," kata Tunzi yang merupakan lulusan Cape Peninsula University of Technology.
Selain sebagai aktivis, Tunzi juga menggeluti dunia fesyen sebagai model. Laman Instagram sang Miss Universe 2019 itu dipenuhi foto-foto dari berbagai sesi pemotretan. (Ant/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved