Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Iko Uwais: Idealisme dalam Film Laga 

Fathurrozak
09/8/2019 01:40
Iko Uwais: Idealisme dalam Film Laga 
Aktor, stuntman Indonesia, koreografer pertarungan, dan seniman bela diri(AFP)

BERMAIN dalam film laga sudah jadi trademark bagi Iko Uwais. Dari Merantau, The Raid, hingga Stuber, Iko selalu menunjukkan kemampuan akting laganya. Dalam proyek terbarunya bersama penyedia layanan streaming Netflix, Iko bukan hanya jadi aktor. Ia sekaligus bertanggung jawab jadi eksekutif produser.

Iko terlibat dalam produksi tayangan serial laga terbaru orisinal Netflix berjudul Wu Assassins. Ia diplot sebagai aktor utama memerankan karakter bernama Ka Jin. 

Salah satu hal yang baru bagi suami Audy Item ini ialah dia bukan hanya sebagai aktor atau pengatur gerakan laga, melainkan ia juga merangkap sebagai produser eksekutif. Otomatis ini bertanggung jawab untuk sisi kreativitas. Hal itu sekaligus mengonfirmasi meski menjadi produser eksekutif, Iko bukan pihak yang menginvestasikan dana untuk serial Wu Assassins.

"Pastinya pusing, otomatis saya harus bertanggung jawab bukan hanya sebagai pemain. Serial ini sudah jadi bayi saya. Saya tidak hanya bertanggung jawab atas karakter yang saya mainkan, juga untuk karakter lain, termasuk gambar, jadi campur tangan dari semuanya," ungkapnya saat ditemui di Rumah Netflix, Jakarta Pusat, pekan lalu. 

Ia melanjutkan, sebagai produser eksekutif ia bisa lebih leluasa berkreasi untuk koreografi laga yang ditampilkan. 

"Tanggung jawabnya memang tidak sepele. Sebagai produser eksekutif, ya bisa kontrol dari semua sudut. Jadi, kalau ada sedikit yang saya enggak suka, punya sedikit power untuk menekan. Bukan hanya di tittle-nya, tetapi memang kerjanya lebih berat," imbuh Iko. 

Ia menambahkan, menjadi produser eksekutif merupakan jawaban bagi penggemar yang menonton film-film laga Iko sebelumnya. "Inilah produksi Hollywood dengan gerakan saya. Full action martial art, pengambilan gambarnya juga menjelaskan ke penonton secara prosesnya, semua detail," lanjutnya.

Iko mengaku bersemangat karena dalam serial ini ia juga berkesempatan beradu peran bersama aktor Mark Dacascos yang dia idolakan  ketika bermain dalam film Only the Strong. Bahkan, sebagai koreografer laga, Iko ikut mengarahkan gaya tarung Mark Dacascos.

Inspirasi Jackie Chan
Dalam proyek terbarunya ini, Iko juga ingin menunjukkan idealismenya untuk suatu produksi aksi laga. Ia melakukan transformasi staf koreografer, yang biasanya menggunakan staf Hollywood, kini ia membawa stafnya sendiri.

"Kalau mengeluh dengan adegan-adegan saya di film atau produksi sebelumnya terlalu cut to cut dan shakey, saya ingin klarifikasi di sini. Segi style dan fight saya seperti ini. Jadi jangan tertukar. Ini idealisme saya," imbuhnya. Seperti halnya ritme dalam musik, lanjut Iko, kalau musik dipotong-potong per bait tidak akan terdengar merdu, demikian juga koreografi.

Beberapa segi pengambilan gambar dalam serial ini menurut Iko terinspirasi ide cara Jackie Chan berhadapan dengan lawannya. Namun, ia menampik jika dianggap hanya copy paste.

"Saya tidak meniru dari film Jackie Chan. Kami mengambil dari idenya saja. Misalnya, bagaimana saat scene crowded, satu melawan lima, dia berhadapan dengan banyak musuh. Kalau untuk koreografinya kami punya gerakan tersendiri," tegas Iko.

Bersama timnya, Iko membedah pergerakan banyak pemeran dalam scene perkelahian. Ia juga mempelajari agar dapat mengambil gambar yang kompleks dari angle yang berbeda.

Wu Assassins tayang perdana pada Kamis (8/8). Serial ini bercerita tentang seorang koki keturunan Tiongkok di San Fransisco yang memiliki kekuatan supranatural dan harus berhadapan dengan anggota triad. (H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya