Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Ade Putri Paramadita Terus Eksplorasi Menu Baru Nusantara

Sri Utami
29/6/2018 09:33
Ade Putri Paramadita Terus Eksplorasi Menu Baru Nusantara
Ade Putri Paramadita(MI/Panca Syurkani)

NIKMAT dan kuatnya cita rasa rempah-rempah lokal membawa Ade Putri Paramadita, 39, ingin terus berinovasi menciptakan menu makanan berbahan rempah Nusantara.

Pegiat kuliner dan anggota komunitas Aku Cinta Masakan Indonesia itu telah menciptakan menu baru dengan bahan utama rempah asli Indonesia.

“Iya, tetapi belum launching. Makanan yang saya buat berbahan lokal. Kalau ide tergantung brief dari klien perlu masakan seperti apa,” ujarnya, Sabtu (23/6).

Rempah Nusantara yang telah termasyhur sejak dulu, menurutnya, melahirkan banyak ra­gam kuliner sehingga tidak mengherankan jika kekhasan cita rasa setiap makanan Nusantara memikat lidah para wisatawan mancanegara. Bahkan saat ini, lanjutnya, rempah-rempah Nusantara semakin banyak digunakan para pegiat kuliner dunia. Sebabnya, pengetahuan pegiat kuliner semakin luas tentang produk lokal.

“Yang dulunya kalau menggunakan bahan impor itu lebih bergengsi, sekarang justru sebaliknya. Semakin banyak eksplorasi terhadap bahan lokal, jadi semakin eksotik santapannya, dan makin bergengsi pula karena terlihat tampil beda,” tambah Ade.

Pala dan lada, sambungnya, merupakan rempah asli Indonesia yang banyak digunakan di luar negeri. Namun, belakangan penggunaan kunyit juga menjadi tren minuman kesehatan di beberapa negara Eropa.

“Di beberapa negara, Turmeric Latte jadi tren minuman di dunia yoga atau any health conscious communities,” ungkapnya.

Ade juga menuturkan saat ini dia penasaran dan belum kesampaian meracik makanan dengan bahan utama beras jagaq dan bawang bromot. Kedua bahan pangan lokal dari Kutai Barat, Kalimantan Timur, itu menurutnya sulit didapatkan, kecuali dibawa langsung dari daerah asalnya.

“Ini yang belum kesampaian. Soalnya It’s hard to get them here,” imbuhnya.

Pendapatan negara
Ade yang berguru dengan pakar kuliner Indonesia William Wongso itu pun berharap rempah Nusantara menjadi pendapatan negara serta mampu menyejahterakan petani Tanah Air.

“Menurutku, masih bisa dioptimalkan lagi, tapi itu juga butuh kerja sama semuanya, bukan hanya pemerintah,” cetusnya.

Selain itu, lanjut Ade, kuliner sangat berpotensi menjadi daya tarik para wisatawan asing untuk berkunjung ke berbagai daerah. Di sam­ping keindahan alam, katanya, kekayaan kuli­ner juga memiliki daya tarik tersendiri. Keunikan makanan bercita rasa khas Indonesia.

“Harus ada campaign dari pemerintah supaya gerakan mempromosikan bahan pangan maupun santapan Indonesia berjalan tidak sporadis, tetapi  lebih terstruktur,” ujarnya.

Ade yang menggemari makanan Indonesia sejak kecil itu mengaku sangat dipengaruhi kedua orangtuanya yang tidak segan memaksanya mencicipi berbagai bahan makanan.

“Saat saya kecil sudah disuruh mencicipi udang mentah. Peran keluarga sangat meme­ngaruhi saya sampai akhirnya terus mengeks­plorasi berbagai bahan makanan nusantara,” tandas Ade. (X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya