SATU dekade sudah sejak film dokumenter fenomenal perubahan iklim buatan mantan Presiden Amerika Serikat Al Gore, An Inconvenient Truth (2006). Kini sekuel dari dokumenter itu dirilis di sejumlah bioskop di Tanah Air, berjudul An Inconvenient Sequel Truth to Power.
Dalam film itu, Al Gore mengajak kita menyelami rasa frustrasinya kendati fakta-fakta yang disampaikannya cukup berpengaruh besar dalam cara orang melihat fenomena perubahan iklim.
Perlawanan terhadap teori perubahan iklim pun tidak kalah kerasnya. Perubahan iklim tidak dianggap krusial karena kalah penting dengan isu-isu lain seperti terorisme. Bahkan dari kalangan media massa, perubahan iklim dianggap tidak cukup seksi untuk diberitakan.
Kehadiran dokumentar itu diharapkan memunculkan harapan baru. Pascafilm pertama, Al Gore memulai pelatihan melalui The Climate Reality Project untuk belasan ribu ‘climate leaders’ di seluruh dunia. Keyakinan Al Gore soal perubahan iklim sudah tersebar ke seluruh dunia dan mereka itu turut memperjuangkan hal yang sama.
Revolusi energi yang diusulkan Al Gore agar negara-negara beralih dari minyak bumi dan batu bara menjadi energi solar.
Sayangnya bagi para penentang gagasannya, energi solar dinilai membutuhkan investasi yang terlalu tinggi dan mudah rusak sehingga diperlukan peran para pemimpin untuk melakukan perubahan dan menentang korporasi besar pendukung bahan bakar minyak dan batu bara.
Selain menawarkan gambar-gambar yang indah dan menakutkan di saat yang sama, dokumenter ini membawa kita masuk ke balik layar Perundingan Paris saat terjadi perundingan alot di antara pemimpin-pemimpin dunia.
Kesenjangan ekonomi negara maju dengan berkembang menjadi kendala besar. Berbagai lobi ke pemimpin dunia dan perusahaan teknologi yang dilakukan Al Gore pun ditampilkan.
Ironisnya ketika Perundingan Paris ditutup dengan hasil yang menggembirakan, Al Gore dan dunia harus menghadapi kenyataan pahit dengan sikap Presiden AS Donald Trump yang menyepelekan isu perubahan iklim dan menarik AS dari hasil perundingan tersebut.
Di akhir filmnya, Al Gore mengutip kalimat yang pernah dikatakan Martin Luther King tentang berbagai ketidakadilan yang terjadi. Jika ditanya seberapa lama lagi semua ini akan terjadi, butuh berapa lama hingga perjuangan untuk mengatasi perubahan iklim akan berhasil, jawabannya tidak lama lagi.
“Tidak lama lagi karena tidak ada kebohongan yang bisa hidup selamanya,” ujarnya penuh harap. (Her/M-4)