Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SUARA mesin dari kereta masih terdengar nyaring di Stasiun Sidareja, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (23/2) lalu.
Meski kereta sudah terparkir, mesin diesel tetap dihidupkan. Sekilas, dari luar kereta api (KA) yang tengah parkir di sebuah stasiun kecil di Cilacap itu tampak sama dengan kereta lainnya.
Pembeda hanya pada tulisan ‘rail clinic’ di dinding gerbong. KA itu memang merupakan kereta dengan fasilitas pelayanan kesehatan atau disebut juga kereta sehat.
Dua gerbong kereta disulap menjadi ruangan kesehatan, termasuk pemeriksaan khusus gigi, ruang pelayanan ibu hamil lengkap dengan peralatan ultrasonografi (USG), lalu ada juga ruangan khusus pemeriksaan mata serta ruang farmasi.
Setiap ruangan yang berada di gerbong dilengkapi dengan kursi paramedis dan pasien untuk konsultasi. Dua puluh paramedis yang terdiri dari dokter umum, dokter gigi, hingga bidan siap berjaga di sana.
Salah satu pasien yang tengah hamil sembilan bulan, Dewi, 22, warga Desa Sudagaran, Kecamatan Sidareja, mengaku sangat beruntung bisa memeriksakan kehamilannya. Bahkan, dia jadi tahu jenis kelamin anaknya setelah diperiksakan di rail clinic.
“Selama ini, saya belum pernah periksa USG karena paling pemeriksaan hanya ke bidan dan posyandu. Alhamdulillah calon bayinya sehat,” kata Dewi di sela-sela pemeriksaan.
Hari itu, rail clinic juga kedatangan Mbah Dayem yang telah berusia 90 tahun. Petugas dengan cekatan menggendong si mbah beserta kursi rodanya ke dalam gerbong. Meski fasilitas medis cukup lengkap, akses kereta itu memang belum mendukung pengguna kursi roda dan penyandang disabilitas.
Selama sehari itu, ada 350 warga di sekitar Sidareja, Cilacap, yang dilayani di rail clinic tersebut. Pasien yang membutuhkan kacamata diberi gratis.
Vice President PT KAI Daerah Operasi (Daop) 5 Purwokerto Dwi Erni Ratnawati menjelaskan kereta itu merupakan wujud program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
“Kereta kesehatan ini memang sebagai bagian dari corporate social responsibility (CSR) PT Kereta Api Indonesia (KAI). Kereta tersebut berkeliling Jawa untuk melakukan bakti sosial khususnya kepada warga yang ada di sekitar jalur KA. Pelayanan kesehatan untuk warga gratis,” ungkapnya.
Dengan kereta itu, di sana rel bukan hanya sarana transportasi, melainkan juga penyambung harapan untuk sehat. (M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved