Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
LAGU Sheena is a Punk Rocker milik The Ramones menyembur keras di dalam mobil. Sang pengemudi, Rina Irawati, ikut bernyanyi sambil menggoyangkan kepala. Hari masih subuh, tapi ia sudah bergegas menuju Hotel Ciputra, Jakarta Barat. Pukul 09.00 hari itu, Rina akan mengikuti pelatihan kecantikan dari K Art Beauty Academy, salah satu sekolah kecantikan terbaik di Jakarta yang merupakan anggota KSH Korea Academy dan Korea Beauty Association.
Rina datang pagi-pagi benar karena tidak ingin terlambat sedikit pun. Kursus empat hari berbanderol Rp25 juta dan dengan arahan master sulam alis dari Korea Selatan itu ialah modalnya untuk menjemput impian lama. Mempercantik setiap perempuan memang telah jadi cita-cita Rina sejak muda, yakni sejak ia mencicipi kehidupan buruh pabrik setelah menjalani kehidupan anak jalanan. Perjalanan hidup ibu tiga anak itu memang bisa dibilang serumit sulaman alis. Saat duduk di bangku SMK (dulu STM) jurusan mesin, Rina sudah akrab dengan komunitas punk di Jakarta.
Kegiatannya bermusik membuatnya mulai jarang pulang ke rumah, hingga kemudian menjadi pengamen jalanan selama tiga tahun. Petualangannya baru berhenti saat mendengar usaha orangtuanya bangkrut seiring dengan krisis moneter 1998. Rina pun menjadi buruh pabrik sekaligus bermain band demi membantu kehidupan orangtua yang memang tidak pernah mengekangnya. Rina yang kemudian menikah dengan Dody Lukita, salah satu tokoh punk di Jakarta Barat, mulai mempunyai impian di bidang kecantikan. Perempuan dengan tubuh berhias tato itu ingin para buruh pabrik juga bisa tampil cantik layaknya perempuan lain.
Seiring dengan berkembangnya usaha sablon berlabel Masberto yang dirintis rintis, keuangan rumah tangga muda itu pun terus membaik. Bersama suami, Rina membuka sejumlah usaha, mulai kuliner, distro, studio tato, studio rekaman, hingga penitipan anjing. Mereka memperkerjakan anak-anak punk yang putus sekolah. Keuntungan usaha itulah yang Rina sisihkan untuk merajut impiannya sebagai ahli kecantikan. Berbagai kursus ia ikuti, mulai yang murah hingga yang terbaik di Ibu Kota.
Membuka bisnis kecantikan pun sudah ia siapkan seiring dengan kursus sulam alis tersebut. Sebuah bangunan seluas 90 meter persegi sudah berdiri lengkap dengan interior cantik. Bahkan papan bertuliskan ‘Natural by Rina--Eyebrow Embroidery’ yang berbingkai gaya Renaissance siap ditempel. Minggu (23/10) itu pun jadi babak baru bagi Rina dan juga keluarganya. Seusai salat subuh, pasangan pekerja keras ini bersujud syukur dan memohon kelancaran peresmian studio sulam alis itu. Rina siap menyulam asa lain yang tentu saja bukan hanya untuknya, melainkan juga keluarga dan orang banyak. (M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved