Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Alih Profesi Jadi Solusi

DERO IQBAL MAHENDRA
15/1/2021 05:40
Alih Profesi Jadi Solusi
BERJUALAN AYAM GORENG: Pesepak bola timnas Indonesia Hendro Siswanto melayani pembeli di kedai ayam goreng miliknya di Malang, Jawa Timur,(ANTARA/ARI BOWO SUCIPTO)

BANYAK pemain sepak bola yang kini merasa harap cemas dengan karier mereka lantaran kompetisi tidak juga kunjung dimulai kembali. Sejumlah pemain pun mulai melirik usaha sampingan untuk menutup kebutuhan ekonomi keluarganya.

Penyerang Sriwijaya FC Alberto Goncalves atau yang lebih dikenal sebagai Beto mengaku tetap berharap dan menunggu kelanjutan dari kompetisi sepak bola di Indonesia.

Walau demikian, pemain Indonesia kelahiran Brasil tersebut mengaku memang memiliki sejumlah usaha sampingan dan bisnis. Beto mengungkapkan usaha tersebut tidak berada di Indonesia, tetapi di Brasil.

Ia pun mengaku dengan kondisi saat ini ia tidak terlalu khawatir untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya. Beto menyebut masih memiliki tabungan selama ia berkarier sebagai pesepak bola.

“Saya memang tidak ada bisnis di Indonesia, tetapi di Brasil saya memiliki apartemen yang sudah disewakan lebih dari 10 tahun. Setidaknya saya punya 18 pintu yang saya sewakan di Brasil. Termasuk ada usaha lainnya,” tutur Beto kepada Media Indonesia.

Meski memiliki usaha sampingan, itu tidak menjadikan Beto ingin meninggalkan sepak bola. Baginya kecintaan kepada si kulit bundar sangat besar dan mampu membuatnya bertahan di Indonesia. Karena itu, ia sangat berharap kompetisi dapat segera berlangsung kembali.

Ia pun menilai sepak bola tidak hanya berkaitan dan penting bagi para pemain, tapi juga roda ekonomi masyarakat sekitar. Para pedagang di sekitar stadion pun akan memiliki
penghasilan, begitu juga toko dan pedagang yang menjual suvenir. Namun, saat ini dengan kondisi terhentinya liga, semua itu merugi. “Kelanjutan kompetisi bukan untuk kita saja pemain bola, juga untuk masyarakat di sekitar arena pertandingan. Kalau sepak bola tidak ada para pedagang keliling akan rugi karena ekonominya pasti akan rugi,” tutur Beto.

Ia pun menilai seharusnya liga sudah dapat kembali berjalan dengan tanpa penonton sama sekali seperti di kompetisi Eropa dan negara lain. Bahkan menurutnya dengan tanpa
adanya penonton tidak perlu banyak aparat yang dikerahkan untuk mengamankan pertandingan.

 Selain itu, menurutnya para pemainbersedia untuk dites sebelumpertandingan untuk memastikanapakah mereka terjangkit covid-19 atau tidak. Nantinya denganprotokol kesehatan ketat parapemain yang bermain di lapanganialah mereka yang tidak terjangkitcovid-19.

Beto menyatakan ia sangat merindukan sepak bola dan ini bukan soal ekonomi semata. Ia sangat mencintai sepak bola dan hal itu yang membuatnya rela jauh dari Brasil ke Indonesia karena sepak bola dan hal itu yang membuatnya kerasan di Indonesia.

“Kalau tidak ada sepak bola, jujur hati saya sedih dan semua orang juga sedih. Terlebih sepak bola merupakan olahraga yang paling universal di dunia, dan Indonesia merupakan
salah satu negara yang fanatik dengan sepak bola,” terang Beto.

Senada dengan itu, pemain Bali United Muhammad Taufik juga mengingatkan agar para pemain memiliki usaha sampingan dan memikirkan masa depan mereka.

Menurutnya para pemain sepak bola harus memiliki penghasilan selepas karier mereka sebagai pesepak bola, sehingga memiliki masa depan yang terjamin.

“Sebagai pemain tentu kita harus mempunyai usaha sampingan. Karena kita sebagai pemain, pesepak bola itu ada masanya. Kita tahu sendiri, dalam keadaan seperti ini, Liga
1 terhenti, pastinya sangat berimbas dengan kondisi ekonomi. Pengaruh juga sebagai pekerja di lapangan sebagai pesepak bola. Jadi, perlu kita memikirkan usaha lain untuk masa
tua,” ungkap Taufi k yang berencana untuk kembali menghidupkan usaha busana miliknya bersama istri yang ada di Bandung.

Hal serupa juga dilakukan Agung Mulyadi yang telah menyelesaikan kursus kepelatihan lisensi C AFC. Ia juga memulai usaha dagangan kecilkecilan bersama temannya sebagai
usaha sampingan.

Coba peruntungan


Cerita seperti yang dimiliki Beto dan Taufik mungkin akan dituturkan juga oleh para pemain lainnya jika nasib kompetisi tidak kunjung jelas juga.

Tapi, menurut kapten Persib Ban dung Supardi Nasir, sebenarnya yang sudah alih profesi sudah banyak di saat situasi tak menentu seperti sekarang. Alasannya, sudah tentu karena setiap pemain memikirkan masa depan mereka.

Supardi pun mengaku bahwa semenjak kompetisi dihentikan dirinya mengurus toko busana di Pekanbaru, Riau. Usaha itu tidak dirintisnya baru-baru ini, tetapi sudah sejak dua tahun lalu. Toko baju muslim bernama Sn22 Collection itu tak pernah sepi pembeli. Meski hanya berjualan baju muslim produksi sendiri, dia mengaku pelanggannya makin hari bertambah banyak.

“Sudah lama sebenarnya ingin buat bisnis, tapi alhamdulillah baru terwujud dua tahun lalu. Keluarga saya ada jiwa jualan, saya belajarlah mulai sedikit-sedikit, saya nikmati itu,’’ kata Supardi.

Selain Supardi, pemain Persib Bandung lainnya juga mencoba peruntungan dengan terjun ke dunia bisnis. Sebut saja, Gian Zola dan Abdul Aziz yang menjajal bisnis pakaian.

Kemudian Kim Jeffrey Kurniawan, Zalnando, dan Dedi Kusnandar yang membuka usaha kuliner.

“Siapa pun dan apa pun profesinya berpengaruh, bukan hanya sepak bola, tapi di belahan dunia pun berpengaruh tentunya,” kata Supardi.

Sementara itu, bek Borneo FC Andika Kurniawan memanfaatkan hobinya untuk menjadi bisnis. Andika tertarik memelihara ratusan cupang di kampung halamannya, Jambi, sejak April tahun lalu.

Saat kompetisi ditangguhkan karena pandemi covid-19 dan semula hanya memiliki beberapa ekor, kini budi daya cupang miliknya berjumlah ratusan ekor. “Ada kesibukan lain biar tidak terlalu bosan di rumah, mencoba budi daya ikan cupang. Lumayan bisa refreshing ngeliatnya,” kata Andika dilansir laman resmi klub. (Mal/R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya