Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Rekor baru IHSG bukan semata disebabkan momentum dan spekulasi, melainkan juga didukung fundamen ekonomi yang membaik.
KAMIS (16/3) lalu, bank sentral AS Federal Reserve baru saja menaikkan suku bunga acuan Fed funds rate (FFR) sebesar 25 basis poin menjadi 0,75% hingga 1%. Kendati demikian, kenaikan itu tidak terlalu berdampak negatif terhadap kondisi perekonomian dalam negeri.
Kenaikan FFR sepertinya sudah diantisipasi pelaku pasar. Buktinya, nilai tukar rupiah ataupun indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam kondisi bagus. Rekor baru IHSG pada perdagangan Jumat (17/3) tampaknya akan terus berlanjut seiring dengan terus menggeliatnya aktivitas investasi para investor lokal. Jika kinerja yang agresif terus ditunjukkan IHSG, tahun ini diperkirakan level 6.000 bisa tercapai.
"Kita, bursa, berharap optimisme terbangun. Kalau sekarang 5.540, mudah-mudahan dan saya rasa juga analis sekuritas juga percaya indeks bisa sampai 6.000," ujar Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Nicky Hogan saat ditemui seusai acara investor gathering di Main Hall BEI, Jakarta, kemarin.
Nicky berpendapat rekor baru IHSG Jumat lalu bukan semata disebabkan momentum dan spekulasi, melainkan juga didukung fundamen ekonomi yang membaik. Ia yakin indeks tidak akan cepat naik dan turun seperti yang sudah-sudah kendati, menurut dia, IHSG memang rentan sekali dengan isu-isu politik baik domestik maupun global.
Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Nurhaida, kepercayaan yang sudah demikian besar dari para investor, baik lokal maupun asing, harus dapat dijaga. Caranya dengan menjaga stabilitas ekonomi nasional dan suhu politik.
Dia berpandangan, sekalipun gonjang-ganjing di ta taran global memuncak, Indonesia tetap bisa mendulang keuntungan seperti yang terjadi kemarin, yakni ketika para investor asing terdorong berinvestasi di Indonesia kendati bunga acuan FFR naik. Itu disebabkan sinyal-sinyal positif perekonomian membuat mereka tetap percaya pada IHSG.
Nurhaida menambahkan, selain indeks yang sudah kembali tumbuh tinggi setelah sempat loyo paruh kedua tahun lalu, porsi investor asing dan domestik tahun ini mengalami perubahan. Jika sebelumnya porsi kepemilikan asing selalu lebih dari 60%, sejak Januari lalu, kepemili kan lokal sudah sedikit lebih tinggi daripada asing.
Selain itu, lanjut Nurhaida, kebijakan amnesti pajak banyak memberikan pengaruh dalam hal ini. Dia meng ungkapkan hingga saat ini Rp9 triliun dana repatriasi yang masuk lewat bank dipersepsikan sudah diinvestasikan di pasar modal. (Fat/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved