Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SISTEM sertifikasi bangunan hijau Excellence in Design for Greater Efficiencies (EDGE) merayakan ulang tahun ke-10 sejak pertama kali diluncurkan oleh International Finance Corporation (IFC). Selama satu dekade, EDGE berperan penting dalam mendorong bangunan di negara berkembang agar lebih efisien dalam penggunaan energi, air, dan material.
Indonesia menjadi salah satu negara yang paling aktif mengadopsi sistem ini sejak diperkenalkan pada 2015. Hingga kini, lebih dari 200 proyek telah meraih sertifikasi EDGE, dengan luas bangunan mencapai 4,3 juta meter persegi. Proyek-proyek tersebut meliputi bangunan hunian, komersial, fasilitas publik, dan sejumlah di antaranya telah mengantongi status Zero Carbon yang menandakan kontribusi terhadap target emisi nol bersih.
Sebagai bagian dari perayaan satu dekade ini, IFC bersama Green Building Council Indonesia meluncurkan laporan khusus yang merekam pencapaian bangunan hijau di Indonesia. Laporan tersebut akan diperbarui setiap kuartal untuk mencatat perkembangan terbaru di sektor ini.
Menurut estimasi, bangunan tersertifikasi EDGE di Indonesia mampu mengurangi emisi karbon hingga 100 ribu ton per tahun atau setara dengan menanam lebih dari 1,5 juta pohon. Salah satu pencapaian besar tercatat pada April 2022, saat Masjid Istiqlal di Jakarta menjadi tempat ibadah pertama di dunia yang meraih sertifikasi akhir EDGE. Hal ini membuktikan bahwa prinsip bangunan berkelanjutan dapat diterapkan baik pada bangunan modern maupun bersejarah.
“Pencapaian ini mencerminkan tren global menuju bangunan yang lebih berkelanjutan dan hemat sumber daya,” ujar Senior Manager Inovasi dan Pengembangan Bisnis di Departemen Bisnis Iklim IFC Diep Nguyen-van Houtte dalam keterangannya, Kamis (24/7).
“EDGE telah membantu mendorong transformasi pasar di berbagai negara berkembang dengan pendekatan yang praktis, terukur, dan mudah diterapkan.”
EDGE dirancang sebagai platform digital yang mudah digunakan dan gratis. Aplikasi ini memungkinkan pengembang menghitung potensi penghematan energi, air, serta energi dalam material bangunan dengan menggunakan data lokal dan pemodelan bioklimatik. Fitur ini mendukung pengambilan keputusan desain bangunan yang lebih ramah lingkungan.
Kemajuan adopsi bangunan hijau di Indonesia juga diperkuat oleh reformasi kebijakan dan regulasi yang mendukung target pengurangan emisi nasional sebesar 29% pada 2030. Dengan dukungan ini, praktik konstruksi berkelanjutan semakin masuk ke arus utama pembangunan.
Dengan meningkatnya kesadaran terhadap pentingnya bangunan ramah lingkungan, EDGE diperkirakan akan terus berperan besar dalam menggerakkan perubahan positif bagi lingkungan dan masyarakat. (E-4)
GREEN financing atau keuangan hijau dinilai penting sebagai dukungan nyata terhadap implementasi bangunan hijau atau netral karbon di Indonesia.
Pembangunan rendah karbon tidak cukup dengan regulasi, perlu dukungan semua pihak agar bangunan di Indonesia benar-benar ramah lingkungan dan efsien.
BANGUNAN hijau tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan penghuninya. Prinsip ini diwujudkan sertifikasi EDGE Zero Carbon.
Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia) mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang mendirikan bangunan dengan mengadopsi praktik bangunan hijau.
Konsep hijau atau Green Concept direncanakan jadi arah kebijakan baru sektor infrastruktur dan kawasan permukiman
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved