Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) berupaya memperkuat lembaga yang terpercaya, bertanggung jawab, dan sesuai dengan standar internasional. Mereka berkomitmen untuk menciptakan institusi yang kokoh dan transparan, mengikuti prinsip-prinsip terbaik dunia.
Managing Director Global Relations and Governance Danantara Indonesia, Mohamad Al-Arief, menjelaskan bahwa Indonesia tengah berada dalam fase penting untuk menyelaraskan manajemen kekayaan negara dengan standar internasional yang mengutamakan integritas dan transparansi.
"Kami tidak hanya membangun lembaga untuk mengelola dana dan aset, tetapi juga untuk memperkuat institusi kepercayaan. Untuk itu, semua proses harus mencerminkan praktik terbaik yang diakui secara global," ujar Al-Arief, dikutip dari Antara, Jumat (18/7).
Ia menambahkan bahwa pembelajaran dari berbagai sovereign wealth fund dunia telah memberikan wawasan berharga dalam memperkuat desain kelembagaan Danantara Indonesia. Hal ini mencakup aspek pengambilan keputusan, fungsi pengawasan, dan transparansi publik yang menjadi pondasi tata kelola modern.
“Ketika berbicara tentang governance, tidak hanya laporan keuangan yang harus baik, tetapi juga struktur pengambilan keputusan, pengawasan independen, dan dampak nyata bagi masyarakat yang harus diutamakan,” lanjut Al-Arief.
Sebagai lembaga pengelola aset negara dengan mandat langsung dari Presiden, Danantara Indonesia sedang menjalankan agenda transformasi jangka panjang. Berbagai inisiatif, seperti konsolidasi entitas BUMN, penguatan sistem evaluasi kinerja, serta penyesuaian struktur insentif dan pengawasan, sedang dipersiapkan untuk menciptakan proses institusionalisasi yang lebih kuat dan efisien.
Meski belum diumumkan secara resmi, para peserta diskusi sepakat bahwa pembaruan kelembagaan harus berlandaskan pada kebutuhan nasional dan konvergensi dengan standar global. Dalam diskusi yang juga dihadiri oleh akademisi dari Harvard Business School dan Indonesia Investment Authority (INA), terungkap kesadaran bersama bahwa Indonesia perlu memperkuat kredibilitas kelembagaan untuk menjaga keberlanjutan investasi jangka panjang.
“Kami sedang membangun fondasi agar investasi yang kami kelola dapat memberikan hasil terbaik untuk bangsa,” ujar Al-Arief.
Dalam konteks ini, peran Danantara semakin penting, tidak hanya sebagai pengelola aset, tetapi juga sebagai instrumen pemerataan pembangunan. Strategi investasi diarahkan pada sektor-sektor yang memberikan efek ganda bagi masyarakat, seperti hilirisasi industri, energi terbarukan, infrastruktur digital, kesehatan, dan ketahanan pangan.
"Pembangunan ekonomi harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Investasi harus membuka peluang usaha, memperluas akses kerja, pendidikan, kesehatan, dan memastikan pemerataan dampak bagi semua," tutup Al-Arief. (Ant/Z-10)
PRESIDEN Prabowo Subianto menekankan bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya. Kepala Negara ingin kekayaan tak terpusat di segelintir orang.
MEDIA asing Asia Times memuat artikel yang membahas soal Danantara yang menunjuk sejumlah tokoh penting untuk menjadi dewan penasihatnya, dua di antaranya adalah Ray Dalio dan Jeffrey Sachs.
Dalam 100 hari pertama pemerintahannya, Prabowo menyebut bahwa Pemerintah berhasil mengamankan lebih dari Rp300 triliun,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved