Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
CUACA ekstrem memaksa pesawat Batik Air yang tengah menempuh rute dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) ke Bandara Silampari, Lubuklinggau, untuk kembali ke bandara asal demi menjamin keselamatan penerbangan.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa, mengungkapkan bahwa insiden tersebut terjadi pada Sabtu (28/6), saat pesawat hendak mendarat di Bandara Silampari.
“Pesawat harus menjalankan prosedur Return to Base (RTB) ke Soekarno-Hatta karena kondisi cuaca di area tujuan memburuk drastis,” ujarnya dikutip dari Antara, Minggu (29/6).
Berdasarkan laporan meteorologi dari pihak Bandara Silampari, pada pukul 15.30 WIB cuaca tercatat sangat tidak bersahabat. Jarak pandang hanya mencapai 1.000 meter, disertai hujan deras dan kehadiran awan Cumulonimbus—yang dikenal berpotensi menimbulkan turbulensi hebat serta gangguan aerodinamis saat pendaratan.
“Pilot sempat melakukan go around dan menahan posisi di udara untuk menanti peluang perbaikan cuaca. Namun karena tidak ada perubahan signifikan, keputusan terbaik demi keselamatan adalah kembali ke Soetta,” tambah Lukman.
Pesawat dengan nomor penerbangan ID 6820 tersebut membawa total 141 orang—terdiri dari penumpang dan kru. Semula dijadwalkan mendarat di Lubuklinggau pukul 15.20 WIB, namun akhirnya pesawat kembali mendarat dengan selamat di Soekarno-Hatta pada pukul 15.40 WIB.
Lukman menambahkan, setelah penjadwalan ulang, penerbangan kembali diberangkatkan dari Soetta pada pukul 18.05 WIB dan sukses mendarat dengan aman di Bandara Silampari pukul 19.22 WIB.
Peristiwa ini sempat viral di media sosial, khususnya melalui unggahan akun Instagram @velljet.vjt. Dalam video yang beredar, tampak pesawat Batik Air mendarat dengan posisi tubuh miring ekstrem di landasan pacu Soekarno-Hatta akibat terpaan angin dan hujan deras.
“Tadi mendarat miring banget, kayaknya mesin sebelah hampir nyentuh runway,” tulis akun tersebut dalam caption videonya. Unggahan itu juga menyebut bahwa sejumlah pesawat lain harus menunggu di udara (holding) karena badai melanda area bandara.
Kementerian Perhubungan kembali menegaskan bahwa keselamatan dan keamanan penumpang serta awak adalah prioritas utama. Operator penerbangan diminta agar senantiasa sigap dalam mengambil keputusan operasional, termasuk memberikan layanan maksimal kepada penumpang terdampak insiden cuaca. (Z-10)
Sesuai laporan BMKG, kecepatan angin di Kota Kupang berkisar antara 20-30 knot per jam, bertiup dari timur-tenggara.
Pesawat Batik Air mendarat dengan posisi miring nyaris menyentuh landasan di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), viral di Instagram.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa Indonesia mengalami kekurangan sekitar 200 pesawat terbang.
Dalam dunia penerbangan dibutuhkan disiplin tinggi terhadap aturan yang berlaku. Disiplin tinggi tidak mungkin diperoleh secara take it for granted.
Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama meminta seluruh maskapai penerbangan di Tanah Air melaksanakan rekomendasi keselamatan Komite Nasional Keselamatan Transportasi
Penerbangan Batik Air menonaktifkan sementara pilot rute penerbangan Kendari ke Jakarta yang sempat tertidur selama 28 menit saat menerbangkan pesawat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved