Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
MENTERI Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya mengungkapkan pihaknya memiliki delapan pilar untuk menghadapi tantangan-tantangan di sektor ekonomi kreatif, mulai dari akses pembiayaan yang belum merata bagi pegiat ekonomi kreatif, kemudian terkait kekayaan intelektual yang belum sepenuhnya dipahami sebagai aset ekonomi yang dapat dimonetisasi, hingga masih diperlukannya sinkronisasi kebijakan antarsektor termasuk sektor ekonomi kreatif dan sektor keuangan.
"Menghadapi tantangan tersebut, kami kementerian ekonomi kreatif mencoba menyusun strategi pemuatan ekonomi kreatif yang kami beri nama Delapan Ekraf atau Asta Ekraf yang terdiri dari delapan pilar. Pertama adalah ekraf data, kita tahu bahwa kalau kita ingin mengembangkan sebuah potensi, data adalah sebuah hal yang penting. Untuk itu saat ini kami mempunyai berbagai fokus program, termasuk kolaborasi untuk terus memetakan data-data potensi ekraf di 17 subsektor," kata Riefky di Jakarta, Kamis (24/4).
Pilar yang kedua, sambung dia, adalah ekraf bijak yang merupakan fokus program dan kolaborasi terkait pembenahan dan penguatan regulasi dan kelembagaan. Pilar ketiga, adalah talenta ekraf. Ia menilai bahwa pilar ini sangat penting intuk meningkatkan kualitas dari para pegiat ekraf.
"Kemudian kami juga ada program yang fokus program terhadap ekraf kaya, yang membantu dan mendampingi terkait dengan perlindungan dan monetisasi kekayaan intelektual. Kemudian juga dana ekraf yaitu perluasan akses pembiayaan dan investasi, pasar ekraf membuka akses pasar domestik maupun global, dan sinergi ekraf terkait kolaborasi hexahelix di lintas sektor," ujarnya.
Pihaknya percaya dengan kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, asosiasi dan komunitas, serta media, juga khususnya lembaga keuangan, Indonesia mampu menciptakan ekosistem ekonomi kreatif yang lebih inklusif dan berkelajutan. (Fal/E-1)
UNDANG-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (UU Polri) digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai transparansi pembiayaan
Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI adalah program pembiayaan dari Bank Rakyat Indonesia untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan bunga rendah
Kinerja keuangan yang terus menunjukkan tren positif tersebut ditopang strategi dalam menjaga kualitas pembiayaan melalui pendampingan intensif dan program apresiasi kepada nasabah.
DI tengah era digitalisasi yang terus bergerak cepat, perubahan teknologi memengaruhi setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dalam industri pembiayaan.
PT Adira Dinamika Multi Finance resmi menandatangani dua perjanjian strategis sebagai bagian dari langkah penguatan bisnis dan perluasan strategi pertumbuhan anorganik.
PERUSAHAAN besar seyogianya memiliki komitmen dalam mendukung akses pembiayaan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKM-K).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved