Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengungkapkan tutupnya pabrik Sritex dan beberapa pabrik lain dalam dua bulan terakhir merupakan dampak dari kondisi daya beli yang melemah. Pelemahan daya beli sedianya sudah terjadi sejak tahun lalu dan terus terakumulasi hingga sekarang.
"Kondisi daya beli setelah lebaran 2024 sangat parah. Saat itu deflasi Month to Month terjadi secara berturut-turut yang membuat permintaan rumah tangga sangat terbatas dan berujung pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang tidak optimal," ucap Huda saat dihubungi, Selasa (4/3).
Selain faktor daya beli yang melemah, Huda mencatat ada faktor kebijakan pemerintah seperti Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 yang membuat arus impor dari luar negeri menjadi lebih deras, khususnya di sektor tekstil.
"Barang dari Tiongkok dengan mudah masuk ke dalam negeri. Akibatnya mereka harus bersaing dengan barang impor yang harganya lebih murah, ini yang menyebabkan banyak pabrik tekstil di Indonesia gulung tikar," ungkap Huda.
Maka dari itu, selain menaikkan daya beli dengan memberikan berbagai insentif, pemerintah diminta segera merevisi berbagai kebijakan yang merugikan industri nasional. (E-3)
BERDASARKAN data Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta mengalami deflasi sebesar 0,10% (mtm) pada Mei 2024 yang dipengaruhi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 2024.
BERDASARKAN rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta mengalami deflasi sebesar -0,10% (mtm) pada September 2024, setelah pada bulan sebelumnya mencatat inflasi sebesar 0,04% (mtm).
BERDASARKAN rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta pada Januari 2025 mencatatkan deflasi sebesar -1,50% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 0,37% (mtm).
BERDASARKAN rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta pada Februari 2025 mencatatkan deflasi sebesar -0,29% (mtm), tidak sedalam bulan sebelumnya sebesar -1,50% (mtm).
BERDASARKAN rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta pada Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 2,00% (mtm), setelah bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar -0,29% (mtm).
Prioritas pembangunan di Jateng masih berfokus pada pengentasan kemiskinan, stunting, inflasi, dan pengangguran.
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ilham Akbar Habibie mengingatkan Indonesia tengah menghadapi ancaman serius berupa tsunami barang impor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved