Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PT Pupuk Kujang Cikampek memproduksi green ammonia atau ammonia hijau yang diproyeksikan untuk mengganti batu bara dalam industri pembangkit listrik. Perusahaan pupuk dan petrokimia di Jawa Barat ini menjadi yang pertama membuat green ammonia di Indonesia.
“Ini adalah sebuah tonggak sejarah di sektor energi,” kata Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kujang, Robert Sarjaka, saat meresmikan produksi pertama green ammonia di area pabrik ammonia 1B, Pupuk Kujang, Selasa (4/1) melalui siaran pers yang diterima Rabu (5/1).
Dijelaskan Robert, sebagai pemain lama dalam industri ammonia, Pupuk Kujang memiliki fasilitas lengkap dalam memproduksi ammonia. Fasilitas tersebut bisa juga digunakan untuk memproduksi green ammonia. “Green ammonia adalah ammonia yang paling bersih, tidak menghasilkan karbon secara langsung saat dibakar. Bahan bakunya adalah green hydrogen, tanpa bahan bakar fosil,” ungkap Robert.
Dalam membuat green ammonia tersebut, Pupuk Kujang berkolaborasi dengan PLN Indonesia Power (PLN IP). Subholding PLN (Persero) itu berperan menyuplai green hydrogen, yang merupakan salah satu bahan baku dalam proses pembuatan green ammonia. Di tahap percobaan pertama ini, Pupuk Kujang akan mengolah 1 ton green hydrogen menjadi 5 ton green ammonia. “Kita akan memenuhi kebutuhan PLN IP yang membutuhkan 50 ton green ammonia untuk menyalakan turbin di PLTU Labuan,” tutur Robert.
Sementara itu, Vice President Pengembangan PT Pupuk Kujang, Iswahyudi Mertosono, mengatakan menjelaskan injeksi green hydrogen dalam pabrik ammonia eksisting untuk memproduksi hybrid ammonia ini merupakan proses yang pertama kali di dunia dan dalam merancang proses ini memerlukan modifikasi perpipaan dan evaluasi risiko dan teknis yang tidak sederhana.
Di PLTU yang dikelola PLN IP itu, green ammonia akan digunakan dalam proses co-firing, sebuah proses pembakaran di boiler atau tungku khusus untuk menghasilkan tenaga uap sehingga memutar turbin dan menghasilkan listrik. “Dalam perkembangan terbaru di sektor energi, green ammonia, bisa menjadi opsi bahan bakar alternatif dalam pembangkitan listrik. Dengan green ammonia, batu bara di PLTU bisa diganti sebagian atau secara total,” tutur Iswahyudi.
Dengan menggunakan green ammonia, ada berbagai keuntungan yang didapat, selain mengurangi ketergantungan pada batu bara, inisiatif ini juga mendukung upaya Indonesia dalam mencapai target netralitas karbon pada tahun 2060, sekaligus menandai langkah signifikan dalam mengurangi jejak karbon.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Niaga, PLN Indonesia Power, Bernardus Sudarmanta, menuturkan, uji coba penggunaan green ammonia di PLTU Labuan, Banten diharap bisa menurunkan emisi karbon, dan meningkatkan efisiensi operasional. “Uji coba ini untuk mendapatkan keyakinan, bahwa PLTU juga bisa beroperasi menggunakan ammonia. Apakah lebih efisien dan mudah di-handle, karena itu, kami harap uji coba ini dilakukan dengan sangat baik dan akurat,” kata Bernardus.
Vice President Technology Development, PLN Indonesia Power, Hedwig Lunga Sampe Pajung, mengatakan, green ammonia yang dibuat Pupuk Kujang akan dipakai dalam proses co-firing selama 8 jam. “Kalau berbagai parameternya aman, dan uji cobanya memuaskan, bukan tidak mungkin kita menuju ke tahap penghitungan efisiensinya,” kata Hedwig.
Dalam proses penggunaan green ammonia di PLTU Labuan, IHI Corporation, sebuah perusahaan energi asal Jepang akan berperan untuk mengevaluasi seara teknis. Khususnya terkait modifikasi burner atau alat pembakar untuk menggerakkan turbin listrik. (N-2)
“Pupuk Indonesia berpotensi besar menjadi global player pada industri green ammonia, terlebih dengan posisi strategis Indonesia yang dapat menjadi hub green hydrogen dan green ammonia.”
Kerja sama ini merupakan tindak lanjut atas Joint Development Study Agreement (JDSA) atau studi pengembangan bersama green hydrogen dan green ammonia yang diteken pada Juli 2023.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved