Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
PENGEMBANGAN pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dinilai bisa menjadi faktor pendukung dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu pemerintah harus mengambil tindakan untuk bisa mempercepat penambahan kapasitas energi hijau yang masih melimpah di Indonesia.
"Kehadiran pembangkit EBT sangat diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Pasalnya, energi fosil yang menopang pembangkit di Indonesia tidak akan cukup jika tidak diiringi dengan peningkatan pembangkit EBT," ujar Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, pada diskusi bertajuk Energi Baru & Terbarukan: Pendorong atau Penghambat Pertumbuhan Ekonomi? di Jakarta, Juat (20/12).
Berdasarkan perhitungan dengan metode konservatif yang dilakukan CORE Indonesia, Faisal mengatakan, ketersediaan bahan bakar fosil ini diprediksi akan segera habis. Ia menyebut ketersediaan batu bara di Indonesia ini akan habis dalam 28 tahun ke depan. Lalu minyak bumi dan gas hanya mampu bertahan hingga 21 tahun serta 19 tahun ke depan.
"Jika menggunakan skenario agresif, bahan bakar fosil akan habis sebelum 20 tahun. Kondisi ini tentu tidak akan mampu dalam menopang kebutuhan energi menuju Indonesia Emas 2045," ujarnya. Karenanya, pengembangan pembangkit EBT menjadi sangat penting buat Indonesia demi mencapai target menjadi negara maju pada 2045. Sayangnya, ia melihat, proses transisi energi di Indonesia masih belum banyak memberikan percepatan.
Bauran EBT di Indonesia sejak 2021 sampai dengan sekarang masih berada di kisaran 12%-14% atau masih sangat jauh dari target yang ditetapkan. "Untuk itu EBT perlu dipercepat kalau kita mau mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi," katanya.
Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Sekjen Himpi) sekaligus Tenaga Ahli Menteri ESDM, Anggawira, mengatakan dalam upaya mendorong terwujudnya ketahanan energi memang diperlukan sinergi dari banyak pihak. Kehadiran kedua sumber energi tersebut, kata dia, harusnya bisa saling melengkapi.
"Itu complementary, saling melengkapi. Tidak mungkin energi fosil atau BBM itu tergantikan 100%. Mengurangi iya, tetapi berkurang juga enggak. Power-nya oke tetapi kebutuhannya kan bicara minyak ini bukan hanya untuk energi, tetapi digunakan juga untuk yang lain-lain," tuturnya.
Anggawira mengatakan Indonesia ini sungguh beruntung memiliki potensi kandungan panas bumi yang bisa dijadikan salah satu sumber energi terbarukan. Untuk itu ketika berbicara prioritas, kata dia, perlu memanfaatkan sumber energi panas bumi ini bisa menjadi baseload. (Ant/Z-2)
Airlangga Klaim Ekonomi Indonesia jadi Referensi Negara ASEAN
DI tengah ketidakpastian pasar keuangan global, penurunan tarif bea masuk dari Amerika Serikat (AS) memberi ruang napas baru bagi sejumlah negara.
Indonesia dinilai memiliki posisi yang relatif lebih baik dalam menghadapi gelombang tarif baru dari AS.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan BI rate harus segera disambut pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Per kuartal II 2025 yang lalu, konsumsi swasta dan pemerintah menyumbang 62,53% terhadap PDB, sementara investasi menyumbang 27,83%.
SENIOR Economist DBS Bank Radhika Rao turut buka suara atas pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II yang mencapai 5,12%.
ketergantungan terhadap kendaraan pribadi berbahan bakar fosil menjadikan sektor transportasi sebagai salah satu penyumbang utama polusi udara
Langkah ini juga sejalan dengan kebijakan strategis nasional dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
CEO BPI Danantara Rosan Roeslani mengungkapkan Jepang tertarik memberikan pendanaan jangka panjang untuk proyek-proyek energi baru terbarukan (EBT) dan keberlanjutan di Indonesia.
Tanpa mau belajar dari pengalaman negara lain, kita akan terjerumus ke dalam lubang menganga yang sudah kita ketahui sebelumnya.
Saat ini, IWIP tengah mengembangkan proyek energi hijau senilai US$2 miliar, yang mencakup instalasi PLTS berkapasitas 2 GW dan PLTB sebesar 500 MW.
Komitmen sinergi ini ditandatangani di acara bergengsi Johor-Singapore Special Economic Zone (JS-SEZ) Forum yang berlangsung pada akhir bulan lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved