Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
BANK Indonesia mempertahankan tingkat bunga acuan atau BI Rate di level 6%. Itu merupakan keputusan yang diambil oleh otoritas moneter dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 19-20 November 2024.
“Dengan pembahasan, asesmen perkembangan global dan domestik, Rapat Dewan Gubernur BI pada 19-20 November 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6%,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (20/11).
Selain mempertahankan BI Rate, bank sentral juga mempertahankan suku bunga depocit facility di angka 5,25% dan suku bunga lending facility di angka 6,75%. Keputusan itu, kata Perry, konsisten dengan kebijakan moneter untuk tetap menjaga terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5% plus minus 1% pada 2024 dan 2025.
Selain itu, keputusan BI Rate tersebut juga mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. “Fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global dengan perkembangan politik di Amerika Serikat,” tutur Perry.
“Ke depan, BI akan terus memperhatikan pergerakan nilai tukar rupiah dan prospek inflasi serta perkembangan data dinamika kondisi yang berkembang dalam mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan lebih lanjut,” sambungnya.
Sedangkan kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran dari BI akan terus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kebijakan makroprudensial yang longgar, kata Perry, terus ditempuh untuk mendorong kredit pembiayaan perbankan ke sektor prioritas dan penciptaan lapangan kerja.
Sementara kebijakan sistem pembayaran diarahkan untuk mendukung pertumbuhan, utamanya untuk sektor perdagangan dan UMKM dengan memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran. Itu juga dibarengi dengan perluasan akseptasi digitalisasi sistem pembayaran. (Mir/M-3)
Indonesia dinilai memiliki posisi yang relatif lebih baik dalam menghadapi gelombang tarif baru dari AS.
Pengamat Perbankan & Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo mengatakan penurunan BI Rate sebesar 25 bps pada Rabu (20/8), memberikan sinyal pelonggaran kebijakan moneter.
PENURUNAN suku bunga kredit perbankan tercatat masih berjalan lambat setelah suku bunga acuan (BI-Rate) dipangkas sebesar 100 basis poin (bps) sejak September 2024.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan BI rate harus segera disambut pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
KEPALA Ekonom Bank Permata Josua Pardede turut mengomentari penurunan BI-Rate sebesar 25 bps ke level 5,00%.
Penurunan suku bunga acuan atau BI rate akan merangsang pelaku usaha kian ekspansif. Sebab itu akan diikuti oleh penyesuaian suku bunga oleh perbankan.
Pengamat Perbankan & Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo mengatakan penurunan BI Rate sebesar 25 bps pada Rabu (20/8), memberikan sinyal pelonggaran kebijakan moneter.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan BI rate harus segera disambut pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan masih terdapat ruang untuk penurunan suku bunga acuan atau BI Rate ke depan.
RAPAT Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 19–20 Agustus 2025 memutuskan menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5%.
Para ekonom menyamaikan pandangan berbeda mengenai arah kebijakan suku bunga acuan (BI-Rate) periode Agustus 2025.
Pengamat Celios, Nailul Huda, memprediksi BI akan mempertahankan BI Rate, seiring keputusan The Fed dan kondisi ekonomi yang tidak mendukung perubahan suku bunga.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved