Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Menguak Sejarah dan Makna Hari Penerbangan Nasional

Nur Amalina
27/10/2024 10:46
Menguak Sejarah dan Makna Hari Penerbangan Nasional
Pesawat Cureng(Kemendikbud)

TAHUKAH kamu tanggal 27 Oktober kini diperingati sebagai Hari Penerbangan Nasional di Indonesia? Penetapan hari bersejarah ini merujuk pada momen ketika pesawat bersimbol merah putih terbang di langit Indonesia untuk pertama kalinya setelah kemerdekaan. 

Mari kita telusuri lebih dalam tentang peristiwa penting ini dan perubahan maknanya seiring waktu.

Sejarah di Balik Tanggal 27 Oktober

Pada 27 Oktober 1945, Komodor Udara Agustinus Adisutjipto, yang kelak dikenal sebagai Bapak Penerbangan Indonesia, menerbangkan pesawat Cureng dari Lapangan Udara Maguwo Yogyakarta (sekarang Lanud Adisucipto). 

Pesawat ini merupakan hasil rampasan tentara Jepang yang telah direstorasi dan dicat ulang dengan simbol bendera merah putih. Penerbangan tersebut berlangsung hanya sehari sebelum peringatan Hari Sumpah Pemuda, menambah kedalaman makna bagi semangat nasionalisme yang berkobar di tengah perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

Dari Tanggal 9 ke Tanggal 27

Sebelumnya, Hari Penerbangan Nasional diperingati setiap 9 April hingga tahun 1974. Namun, tanggal tersebut tidak memiliki dasar historis yang kuat dan tidak didukung ketetapan hukum. Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk mengubahnya menjadi 27 Oktober, sebuah tanggal yang mencerminkan momen krusial dalam sejarah penerbangan Indonesia pasca kemerdekaan.

Penerbangan Agustinus Adisutjipto tidak hanya sekadar sebuah terbang,  itu adalah simbol keberanian dan semangat juang. Meskipun pesawat-pesawat di Lanud Maguwo dalam kondisi rusak, semangat para teknisi Indonesia yang gigih memperbaiki pesawat menjadi inspirasi bagi bangsa yang baru merdeka. Lingkaran merah putih yang menghiasi pesawat bukan hanya sekadar cat, itu adalah lambang identitas dan kebanggaan nasional.

Dari peristiwa ini, terdapat empat semangat yang dapat kita ambil:

  • Keberanian: Berani menghadapi tantangan meski dalam keterbatasan.
  • Berkarya dalam Keterbatasan: Mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan.
  • Tekad Pantang Menyerah: Tidak menyerah meski dalam situasi sulit.
  • Nasionalisme: Rasa cinta tanah air yang menggerakkan setiap usaha untuk mempertahankan kemerdekaan.

Semangat inilah yang menjadi jiwa dari Hari Penerbangan Nasional, mengingatkan kita akan perjuangan para pendahulu dalam mempertahankan kedaulatan bangsa.

Kini, pesawat Cureng yang bersejarah telah direstorasi dan disimpan di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta. Tempat ini bukan hanya menjadi saksi bisu sejarah, tetapi juga sebagai pengingat akan perjuangan dan semangat nasionalisme yang membara dalam jiwa setiap warga negara.

Dengan mengenang peristiwa bersejarah ini, kita diingatkan akan pentingnya keberanian dan semangat juang yang tak pernah padam, yang terus mengalir dalam setiap penerbangan yang kita lakukan hari ini. Selamat Hari Penerbangan Nasional! (bps/kememkeu/Z-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya