Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pertamina NRE Catat Pertumbuhan Penjualan Kredit Karbon

Andhika Prasetyo
07/8/2024 14:53
Pertamina NRE Catat Pertumbuhan Penjualan Kredit Karbon
Ilustrasi(Pertamina NRE)

Penjualan kredit karbon Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) di bursa perdagangan karbon meningkat. Hal itu menandakan adanya kesadaran para pelaku industri terhadap isu perubahan iklim yang pada akhirnya mendorong peningkatan upaya penurunan emisi atas aktivitas operasional korporasi.

Pertamina NRE menjadi penjual kredit karbon pertama pada saat diluncurkannya perdagangan Perdana IDX Carbon pada 26 September 2023. Saat itu, volume yang terjual mencapai baru sebesar 460 ribu ton CO2e. Hingga Juli 2024, realisasi volume penjualan meningkat hingga mencapai sekitar 565 ribu ton CO2e. Kredit karbon Pertamina NRE saat ini menguasai 93% pangsa pasar kredit karbon di Indonesia.

“Pertamina NRE memiliki komitmen kuat terhadap upaya dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya melalui perdagangan kredit karbon untuk mendukung penurunan emisi terutama di sektor industri. Kami memiliki berbagai portofolio hijau dan energi bersih yang berpotensi menjadi sumber kredit karbon. Kami sangat terbuka dan antusias untuk bekerja sama dengan industri yang memiliki aspirasi untuk menurunkan emisi dari aktivitas operasionalnya,” ujar Corporate Secretary Pertamina NRE Dicky Septriadi melalui keterangan resmi, Rabu (7/8).

Baca juga : 146 PLTU Ikut Perdagangan Karbon di 2024

Pertamina NRE memiliki kredit karbon dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Lahendong Unit 5 dan 6 yang dikelola oleh anak usaha Pertamina NRE, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE). Volume sekitar 864 ribu tCO2e yang dihasilkan selama periode 2016-2020. Kredit karbon itu telah memenuhi standar nasional yang ditetapkan KLHK. 

Inisiatif hijau seperti perdagangan karbon berpotensi besar untuk berkontribusi terhadap pemenuhan enhanced nationally determined contribution (ENDC) Indonesia sebesar 31,89 persen tanpa dukungan internasional dan 43,2% dengan dukungan internasional. Ekosistem bisnis karbon akan terbentuk apabila terdapat dukungan yang cukup terutama dari sisi regulasi. Potensinya di Indonesia pun sangat besar, baik yang berbasis teknologi maupun berbasis alam, karena Indonesia menyimpan potensi energi bersih dan hutan yang cukup besar.

Dicky mengungkapkan, ke depan, kredit karbon Pertamina NRE tidak saja bersumber dari PLTP saja tetapi juga sumber energi bersih lainnya, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) dari Jawa-1 yang potensinya mencapai sekitar 3 juta ton CO2e setiap tahunnya. Sumber kredit karbon lain yang saat ini sedang dalam tahapan validasi adalah Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Sei Mangkei dengan estimasi kredit karbon 150 ribu ton CO2e yang dihasilkan pada tahun 2021-2023 dan 200 ribu ton CO2e yang dihasilkan pada periode 2024-2027. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya