Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
MENDEKATI akhir masa periode pertama amnesti pajak dengan tarif tebusan rendah 2%, muncul petisi agar pemerintah memperpanjang periode tersebut. Petisi itu diinisiasi Direktur Eskekutif Center for Indonesia Taxation Analysis Yustinus Prastowo.
Menurut Yustinus, petisi itu diluncurkan dengan melihat realisasi penerimaan pajak dari tax amnesty masih jauh dari target, juga sosialisasi pemerintah ke daerah-daerah yang masih kurang dan cukup terlambat. Akibatnya, antusiasme masyarakat baru banyak muncul saat periode dengan tarif tebusan paling rendah hampir habis.
"Saya kira antusiasme masyarakat yang meningkat dan banyaknya antrean bisa menimbulkan frustasi bagi wajib pajak (yang ingin mengikuti amnesti pajak)," kata Yustinus saat dihubungi Media Indonesia, Selasa (20/9).
Hal yang sangat dimungkinkan dilakukan saat ini, menurut dia, ialah pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) untuk mengganti peraturan dalam UU Amnesti Pajak terkait masa periode pertama program amnesti pajak dengan tarif tebusan rendah.
"Yang bisa dilakukan adalah mengeluarkan Perppu, merevisi pasal tentang periodenya. Jadi paling lama 30 November. Tidak akan mengganggu yang berikutnya.
Langkah itu, kata Yustinus, akan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk bisa mempersiapkan diri dengan baik untuk tarif yang murah dan memperbaiki administrasi pajak.
Di sisi lain, anggota Komisi XI dari Fraksi Partai NasDem Johny G Plate menilai untuk mengeluarkan Perppu tidak semudah yang dipikirkan. "Jalan berliku jika mengeluarkan Perppu nanti akan jadi keributan di DPR. Harus melalui DPR dengan tensi politik yang sangat besar. Nantinya yang akan jadi perhatian justru tensi politik itu di DPR daripada target tax amnsety itu sendiri," ujarnya saat dihubungi terpisah.
Johny tetap optimistis realisasi amnesti pajak akan tercapai. "Karena kita masih mempunyai periode kedua yang tebusannya beda 1%. Di pertengahan September ini kan sudah hampir Rp1.000 triliun, mudah-mudahan sampai akhir September bisa tambah Rp 1000 triliun lagi. Sehari saja tambahnya bisa lebih dari Rp200 triliun,"pungkasnya. (X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved