Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Tiongkok Mulai Percepat Belanja untuk Jaga Momentum Pemulihan

Fetry Wuryasti
25/3/2024 14:50
Tiongkok Mulai Percepat Belanja untuk Jaga Momentum Pemulihan
Mobil listrik baru yang dijual terlihat diparkir di pusat distribusi perusahaan mobil Changan di kota Chongqing, Tiongkok barat daya.(AFP)

TIONGKOK mulai mempercepat belanja pada awal tahun untuk menjaga momentum pemulihan dan menghindari meningkatnya risiko utang pemerintah daerah. Belanja publik secara umum naik hingga 14% dari tahun lalu menjadi 482,8 miliar yuan atau US$66,8 miliar pada Januari hingga Februari dan merupakan laju tercepat dalam kurun waktu 5 tahun.

"Beijing tampaknya ingin mendorong pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan investasi dan mengurangi risiko utang daerah," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, Senin (25/3). Pemerintah pusat dan daerah sudah menghabiskan hampir 700 miliar yuan dalam 2 bulan pertama untuk bidang pertanian, kehutanan, dan masalah irigasi. Angka ini naik 22% dari tahun sebelumnya.

Kedua sektor itu memenuhi syarat untuk mendapatkan pendanaan dari penerbitan obligasi negara tambahan sebesar 1 triliun yuan tahun lalu dan telah diberikan kepada pemerintah daerah untuk diinvestasikan kepada 15.000 proyek.

Baca juga : Sinar Mas Land Buka Hapimart di ITC Cempaka Mas

Tiongkok juga mulai melonggarkan peraturan mengenai pembagian data, yang sebelumnya investor asing mengeluhkan peraturan tersebut. Data yang telah dikumpulkan dalam perdagangan internasional, manufaktur, penelitian, dan pemasaran yang tidak berisi data pribadi atau apabila ada data yang penting akan dikecualikan dari evaluasi keamanan sebelum diberikan kepada pihak luar.

"Meski sejauh ini pihak berwenang belum memberikan data lebih rinci terkait dengan data penting. Namun hal ini menjadi kabar baik bagi perusahaan yang butuh data untuk diolah agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumen," kata Nico.

Apalagi saat ini investor asing terus meninggalkan Tiongkok. Hal ini akan menjadi salah satu kabar yang positif bagi mereka untuk tetap tinggal. Namun bagi sektor keuangan, farmasi, dan manufaktur otomotif masih akan kembali dikaji.

Baca juga : Indeks Harga Konsumen Naik, Apakah Perekonomian Tiongkok telah Membaik?

Data tersebut akan kembali disortir karena dikhawatirkan dapat membahayakan keselamatan bagi pengguna. Apalagi, aturan Tiongkok mengenai data yang diperkenalkan pada 2021 sangat ketat daripada Uni Eropa.

"Meski masih banyak keraguan, kami melihat hal ini merupakan kemajuan bagi Tiongkok untuk terus dapat menjaga momentum pemulihan ekonomi untuk tetap berubah demi kebaikan Tiongkok dan pemulihan ekonomi dunia," kata Nico.

Namun di tengah pemulihan ekonomi dunia, ketidakpastian masih kembali menghantui. Tensi geopolitik kembali meningkat saat ini setelah berbagai serangan kembali terjadi. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik