Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PT Pertamina International Shipping menandatangani fasilitas pembiayaan syariah dengan skema Ijarrah Muntahiyah Bittamlik (IMBT) bersama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Pembiayaan dengan skema tersebut merupakan yang pertama kali berlangsung di Pertamina Group.
Dari akad tersebut, PIS mendapatkan fasilitas pembiayaan berdasar prinsip IMBT senilai US$47.000.000 dengan jangka waktu selama 84 bulan.
Penandatanganan perjanjian akad itu dihadiri oleh CEO PIS Yoki Firnandi, Direktur Keuangan PIS Diah Kurniawati, SVP Corporate Finance PT Pertamina (Persero) Bagus Agung Rahadiansyah, Direktur Wholesale Transaction Banking BSI Zaidan Novari beserta jajaran.
Baca juga : Laba BSI Tumbuh 33% Capai Rp5,7 Triliun Tahun 2023
“Kami mengucapkan terima kasih yang luar biasa kepada BSI untuk upaya pengembangan bisnis PIS dalam bentuk fasilitas pinjaman. Kurang dari satu minggu, ternyata PIS dan BSI bisa menyepakati perjanjian ini dan saya sangat mengapresiasi hal tersebut,” ujar Yoki, dalam acara penandatanganan yang berlangsung pekan lalu.
Ia menjelaskan fasilitas pinjaman skema IMBT ini merupakan yang pertama kali terlaksana di Pertamina Group.
“Mudah-mudahan langkah ini bisa berlanjut ke depannya sebagai alternatif pendanaan,” jelasnya.
Baca juga : Genjot Investasi Kapal Baru, PIS Kerja Sama dengan Dua Lembaga Keuangan Korsel
Yoki memaparkan PIS, saat ini, terus tumbuh berkembang secara signifikan, terutama setelah menjalankan bisnis sebagai Sub Holding dari Pertamina. Pendapatan perusahaan bertumbuh menjadi US$3,3 miliar di 2023, dan mendorong capaian laba tertinggi dalam sejarah PIS yakni sebesar US$330 juta.
PIS, kata Yoki, dengan dukungan dari Pertamina tentunya telah menyusun rencana jangka panjang di mana menargetkan pendapatan di 10 tahun ke depan bisa menyentuh angka US$9 miliar.
“Untuk itu, hitungannya kita memerlukan investasi senilai US$800 juta per tahun. Di mana dalam hal ini PIS harus lebih kreatif dalam mendapatkan dukungan pembiayaan, termasuk IMBT adalah satu satu opsinya,” ungkap Yoki.
Baca juga : BSI Bidik Pembiayaan Otomotif Lewat GJAW
Langkah PIS ini diapresiasi SVP Corporate Finance PT Pertamina (Persero) Bagus Agung Rahadiansyah.
“Selamat sudah menjadi pelopor perjanjian pembiayan IMBT pertama di Pertamina Grup. Konsep ini sebagai alternatif pendanaan dianggap strategis karena menimbang pertumbuhan perusahaan yang semakin meningkat,” katanya.
Direktur Wholesale Transaction Banking Bank Syariah Indonesia Zaidan Novari juga menyambut hangat kerja sama yang terjalin antara PIS dan BSI dalam akad bisnis ini.
“Terima kasih karena sudah menjadikan kami sebagai partner bisnis yang dipercaya. Kedepannya, semoga kita bisa menjadi partner yang lebih kuat lagi,” tutup Zaidan. (RO/Z-1)
Emisi karbon pada 2023 ini juga berhasil ditekan sangat signifikan jika dibandingkan dengan realisasi pada 2022 yang berada di 6.866 ton setara CO2, atau naik hingga 270%.
Perayaan Hari Pelaut Sedunia digelar Kementerian Perhubungan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Kamis (25/6).
PT Pertamina International Shipping (PIS) menyelenggarakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) di wilayah Ring 1 Integrated Terminal (IT) Ampenan, Kota Mataram, NTB.
PT International Shipping (PIS) mengadakan kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sebagai bagian dari komitmen menjaga dan melestarikan keberlangsungan ekosistem laut.
PT Pertamina International Shipping menjaga ekosistem laut di Kepulauan Seribu dengan melakukan aksi transplantasi terumbu karang dan pembersihan sampah di area tersebut.
Dukungan ini sekaligus menandai komitmen PIS untuk mendukung olahraga bola voli menjadi favorit masyarakat Indonesia serta sebagai bentuk sinergi yang kuat dalam Pertamina Group.
Dalam pembiayaan syariah, penyediaan dana didasarkan pada prinsip kesepakatan antara pihak yang terlibat dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Terbatasnya akses kredit untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) diakibatkan oleh masalah struktural yang bersifat sistemik.
PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) meningkatkan kapasitas para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) perajin blangkon di Kota Yogyakarta melalui program pendanaan.
Dekan SBM ITB Prof Ignatius Pulung Nurprasetio menekankan pentingnya infrastruktur kreatif sebagai investasi masa depan bangsa.
Ekspansi Bisnis UMKM Berlanjut dengan Optimisme yang Meningkat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved