Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Dua Tahun ke Depan, AI jadi Ancaman Krisis Material Skala Global

Media Indonesia
13/3/2024 22:02
Dua Tahun ke Depan, AI jadi Ancaman Krisis Material Skala Global
Chief Risk Officer PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk, Wayan Pariama, dan Ketua Indonesia AI Society Dr. Ir, Lukas, MAI, CISA.(Dok.Zurich Insurance)

LAPORAN Risiko Global 2024 yang dikembangkan oleh World Economic Forum, bekerja sama dengan Zurich dan Marsh McLennan, menempatkan risiko misinformasi dan disinformasi sebagai kekhawatiran yang meningkat signifikan dalam dua tahun ke depan, disertai dengan risiko cuaca ekstrem, polarisasi masyarakat, krisis biaya hidup, dan serangan siber.

Laporan dari hasil Survei Persepsi Risiko Global (Global Risks Perception Survey/GRPS) yang mengumpulkan masukan dari hampir 1.500 pakar global itu, memasukan kelima hal tersebut itu ke risiko yang paling dikhawatirkan dapat menimbulkan krisis material dalam skala global di 2024.

Chief Risk Officer PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk, Wayan Pariama, mengungkapkan, dunia sedang mengalami transformasi struktural yang signifikan dengan kecerdasan buatan (AI), perubahan iklim, pergeseran geopolitik, dan transisi demografi.

Baca juga : Prudential Indonesia Tunjuk Tony Benitez sebagai CEO

"Sebanyak 91% pakar risiko yang disurvei mengungkapkan kekhawatiran akan risiko dari transformasi tersebut dalam jangka waktu 10 tahun. Risiko-risiko tersebut juga memberikan peluang. Tindakan setiap individu, negara, dan perusahaan dapat mengurangi risiko global, berkontribusi terhadap dunia yang lebih cerah dan lebih aman," ungkapnya.

Menariknya, teknologi AI menempati urutan kedua teratas yang paling dikhawatirkan oleh pakar di tahun 2024, kemudian menjadi urutan pertama yang paling dikhawatirkan dalam dua tahun ke depan. Kekhawatiran tersebut muncul disebabkan oleh semakin maraknya pembuatan konten AI yang sulit dibedakan dari konten manusia sehingga menciptakan tantangan serius dalam mengungkapkan dan menanggapi informasi yang tidak akurat atau menyesatkan (misinformasi dan disinformasi).

Ketua Indonesia AI Society dan Associate Professor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, Dr. Ir, Lukas, MAI, CISA, menegaskan, kekhawatiran mengenai pemanfaatan teknologi AI dapat diatasi secara efektif melalui integrasi yang bersifat strategis. Potensi teknologi AI dapat mendorong transformasi di industri serta menjadi rekan yang mengkolaborasikan inovasi dengan manajemen risiko.

Baca juga : BRINS Hadirkan Kemudahan Layanan Laporan dan Monitor Klaim Selama Mudik Lebaran

"Dengan merangkul berbagai potensi manfaat dari teknologi AI ini, kita dapat memaksimalkan adopsi teknologi ini di berbagai sektor serta memastikan kapabilitas teknologi ini dimanfaatkan demi kebaikan perusahaan dan konsumen," tutur dia.

Sebagai bagian dari langkah strategis perusahaan, Zurich Indonesia menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memberikan layanan dan pengalaman yang lebih baik kepada nasabah.

"Kami terus mengembangkan penggunaan teknologi, termasuk optimalisasi peluang melalui teknologi AI," ujar Wayan.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya