Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
CEO PT Sumber Energi Surya Nusantara (SESNA) Rico Syah Alam menyambut baik langkah pemerintah untuk merevisi aturan soal pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap yang direncanakan rampung tahun ini. Dia berharap hal ini dapat memberikan kepastian hukum bagi para pelaku usaha.
"Kami harap revisi tersebut merupakan peningkatan kualitas aturan PLTS atap sebelumnya, yaitu dapat memberikan kemudahan dan kepastian hukum bagi para pelaku usaha dan pengguna akhir, sehingga minat seluruh kalangan masyarakat untuk memasang PLTS atap dapat meningkat," ujar Rico dalam keterangannya.
Rico juga berkata sampai saat ini pihaknya masih menunggu hasil akhir revisi aturan tersebut. Sebagai pelaku usaha, dirinya mengikuti dan berusaha beradaptasi terhadap aturan yang akan berlaku, meski tentu ada pro dan kontra terhadap perubahan regulasi ini.
Baca juga : Wirausaha Adalah: Pengertian, Sifat, Manfaat, dan Tujuan
Selain itu, dia berharap setidaknya revisi aturan PLTS atap tersebut nanti dapat memberikan kepastian hukum dan situasi bisnis yang stabil. "Dengan aturan yang pasti dan jelas serta implementasi yang baik, kami berharap pengguna tidak memiliki keraguan lagi dalam pemanfaatan PLTS atap," ujar Rico.
Terkait kinerja SESNA, Rico menyebut pihaknya mencapai kesepakatan dan menandatangani Solar Operational Leasing Agreement dengan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pertambangan dan pengolahan nikel pada 2023. Kapasitasnya mencapai 200 MWac + BESS.
Sedangkan di pasar komersial dan industrial, SESNA menyelesaikan pembangunan sekitar lebih dari 10 MWp PLTS atap selama 2023. SESNA berhasil memproduksi dan menjual listrik kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui pembangkit independent power producer (IPP) di Sumba, Maumere, dan Ende.
Baca juga : IBM Consulting Indonesia Berdayakan Bisnis untuk Gali Potensi AI Generatif
Untuk 2024, SESNA memiliki proyeksi untuk membangun beberapa proyek, salah satunya ialah proyek PLTS Ground Mounted di Morowali dengan kapasitas 200 MWac + BESS. Rencananya, proyek itu mulai dibangun pada kuartal III 2024.
"SESNA juga akan merampungkan konstruksi dari pipeline proyek PLTS atap di segmen komersial dan industri sampai dengan 20 MWp selama masa kuartal I sampai II 2024. Kami menargetkan untuk setidaknya 40 MWp PLTS atap dapat selesai dibangun sebelum 2024 berakhir," ujar Rico. (Z-2)
Baca juga : Pengertian Goodwill dalam Bisnis serta Jenis, Manfaat, Contoh, Cara Menghitung
PT Medco Energi Internasional Tbk, melalui anak usahanya PT Medco Power Indonesia (Medco Power), memulai operasi komersial PLTS berkapasitas 25 di Bali Timur.
PT Timah Tbk melalui anak usahanya, PT Timah Industri, meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop berkapasitas 303,1 kilowatt peak (kWp) di kawasan industri Cilegon.
PT Blasfolie Internasional Indonesia, salah satu perusahaan kemasan plastik di Indonesia yang berdiri pada 2015, meresmikan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.
Percepatan pemanfaatan PLTS Atap khususnya di bangunan pemerintah, fasilitas publik, dan sektor bisnis, di Bali, merupakan satu dari tiga arah kebijakan untuk mewujudkan Bali Mandiri Energi.
Kerja sama ini bersifat eksklusif dan mencakup pengembangan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk kawasan industri yang pasokan listriknya berada dalam cakupan layanan PT Bekasi Power.
Pemerintah Indonesia mengantongi komitmen pendanaan untuk pembangunan PLTS Terapung Saguling sebesar US$60 juta atau setara Rp994,68 miliar dari tiga mitra internasional.
Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), sebagai subholding dari PT Pertamina menyatakan keinginan untuk mengembangkan PLTN di Indonesia.
PRESIDEN Prabowo Subianto meresmikan sebanyak 55 pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) yang tersebar di 15 provinsi, termasuk milik Medco.
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 dinilai berpotensi menghambat momentum Indonesia dalam merealisasikan transisi energi.
Indonesia diproyeksikan akan menjadi net importer gas fosil pada 2040, hingga dampak kesehatan dan lingkungan yang meningkat di sekitar pembangkit.
Investasi untuk pembangkit listrik sebesar Rp2.133,7 triliun, di mana sekitar 73% dialokasikan untuk partisipasi pihak swasta atau independent power producer (IPP).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved