Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Di tengah situasi global yang berangsur pulih namun masih dibayangi dengan tantangan dan ketidakpastian, PT Bank QNB Indonesia Tbk (“Bank”) berhasil untuk kembali mencatatkan kinerja yang positif.
Pada kuartal III-2023 ini, Bank mencetak pertumbuhan laba sebesar Rp65,51 miliar. Angka ini melonjak 119% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Bank berhasil membalikkan kondisi keuangan pada 2022 yang sangat menantang dengan mencetak kinerja positif sejak awal 2023 ini. Hal ini mempertegas keberhasilan upaya Bank dalam menerapkan sejumlah strategi dan langkah untuk memperkuat kondisi fundamental Bank,” ujar Haryanto Suganda, Presiden Direktur PT Bank QNB Indonesia Tbk.
Beberapa faktor mendorong pertumbuhan laba Bank QNB Indonesia, salah satunya adalah Bank memiliki peluang untuk melakukan optimasi posisi keuangan sehingga margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) turut mengalami peningkatan. NIM tumbuh sebesar 64 basis poin (bps) secara tahunan (yoy) menjadi 3,79% pada kuartal III-2023. Selain itu, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) naik 18% menjadi Rp401,45 miliar dari Rp341,54 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Pada kuartal III-2023 ini, Bank juga berhasil menjaga rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) sebesar 0,95%. Angka ini berada di bawah rasio NPL industri perbankan sebesar 2,51% per Juli 2023 . Dengan membaiknya rasio NPL, Bank berhasil menekan beban pencadangan kerugian kredit atau CKPN. Hal ini menyebabkan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) mengalami penurunan sebesar 4625 bps menjadi 93,09% pada kuartal ini dari 139,34% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Ke depannya, Bank akan terus mengoptimalkan penyaluran kredit secara hati-hati dan selektif serta tetap berupaya mengendalikan rasio NPL dan CKPN untuk memitigasi potensi kerugian akibat kredit bermasalah. Kami percaya, hal ini dapat membantu Bank dalam mempertahankan profitabilitas yang berkelanjutan,” tambah Haryanto.
Pada tahun ini, Bank QNB Indonesia telah menyelesaikan aksi korporasi right issue yang ditujukan untuk memperkuat struktur permodalan Bank. Melalui modal kerja yang lebih besar, Bank QNB Indonesia akan memiliki pendanaan yang cukup untuk menjalankan strategi dan mengembangkan bisnisnya di masa depan.
Penguatan struktur permodalan Bank turut menjaga rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank berada di level yang sehat, yaitu 58,40% per September 2023. Hal ini menunjukkan Bank memiliki kemampuan ekspansi yang kuat.
“Telah melayani pasar Indonesia selama lebih dari 110 tahun, Bank QNB Indonesia memiliki komitmen jangka panjang untuk dapat terus menjadi mitra Nasabah. Komitmen ini kami realisasikan diantaranya dengan terus memperkuat bisnis dan fundamental Bank agar tercapai pertumbuhan yang berkelanjutan, memastikan tata kelola Bank yang semakin baik, serta mendorong inovasi produk dan layanan agar tetap relevan dalam menjawab kebutuhan Nasabah,” tutup Haryanto. (RO/E-1)
Dari sisi keuangan daerah. Pemkab Bandung berhasil meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) menjadi Rp1,3 triliun di 2023, yang tahun sebelumnya mencapai Rp960 miliar.
Bank bjb mengambil langkah hati-hati dan cenderung konservatif guna merespons berbagai situasi terkini.
CIMB Niaga akan terus melengkapi layanan yang diberikan melalui kantor cabang. Bandung dan Jawa Barat menjadi salah satu wilayah yang menjadi perhatian.
Selain itu, korporasi pun sukses mencatatkan perolehan Earning Before Interest and Taxes (EBIT) yang signifikan, mencapai Rp 903 miliar.
Perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp5,74 triliun, dengan laba sebelum EBITDA sebesar Rp1,564 triliun.
Tahun lalu, klub berjuluk Si Nyonya Tua ini juga mengalami kerugian. Namun kerugian musim lalu tidak sebesar saat ini dengan hanya mencapai 39,9 juta euro.
Bank Mandiri tumbuh dengan strategis bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem.
Telkom mencatat laba bersih di semester pertama 2019 sebesar Rp11,08 triliun. Pendapatan konsolidasi Perseroan tercatat sebesar Rp69,35 triliun
Pertumbuhan signifikan pendapatan digital business seluler (23,1%) dan IndiHome (28,1%) menjadi lokomotif pertumbuhan Perseroan.
Kinerja PT Telkom yang sehat juga tercermin dengan meningkatnya arus kas dari kegiatan operasi yang tumbuh 23,4% menjadi Rp34,2 triliun.
PLN Kembali Cetak Kinerja Terbaik dalam Sejarah
Laba tersebut diperoleh dari total selisih keseluruhan pendapatan yang mencapai Rp1 triliun dengan total pengeluaran mencapai Rp940 miliar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved