Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TREN pasar yang semakin mengusung proses digitalisasi, mendorong PT Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI) bertransformasi dan berinovasi dalam strategi pemasaran produknya.
Pada 1 Oktober nanti, CNI memutuskan untuk mengakhiri keanggotaannya di Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) dan meninggalkan skema multi level marketing (MLM) dalam memasarkan produk-produknya. CNI kini fokus pada pemasaran berbasis mixed marketing concept.
Melalui Mixed Marketing Concept, produk CNI dapat menjangkau konsumen dengan lebih luas lagi karena dapat dibeli secara offline, dan secara online di marketplace yang selama ini berdasarkan aturan pemerintah tidak bisa dilakukan oleh perusahaan dengan basis MLM.
Baca juga : Pemasaran Digital Melalui Gamifikasi Jadi Strategi Penting Gaet Konsumen
"Sebagai pelaku bisnis, kita dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga CNI yang akan selalu Inovatif, Kreatif dan Adaptif dalam menjalankan roda bisnisnya khususnya yang berkaitan dengan dunia digital. Oleh sebab itu, kami memutuskan untuk meninggalkan skema MLM dan beralih ke Mixed Marketing Concept”, tegas Abrian Natan, CEO CNI Indonesia.
Untuk melengkapi proses transformasi tersebut, CNI juga berencana akan mengubah logo maupun identitas perusahaan lainnya. Keputusan ini diambil untuk menciptakan image baru CNI sebagai perusahaan healthy lifestyle yang dapat diterima di kalangan milenial dan Gen Z.
Baca juga : Didukung AI, Agensi Marketing Digital River Bawa Solusi Unik untuk Klien
"Sebagaimana diketahui generasi tersebut merupakan pasar terbesar di Indonesia saat ini dan memiliki akses teknologi paling kuat dibandingkan generasi lainnya," pungkas Abrian. (Z-5)
Dukung Transformasi Digital, CNI Ubah Strategi Pemasaran
TREN pasar yang semakin mengusung proses digitalisasi, mendorong PT Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI) bertransformasi dan berinovasi dalam melakukan sistem pemasaran produknya.
Pada 1 Oktober nanti, CNI memutuskan untuk mengakhiri keanggotaannya di Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) dan meninggalkan skema multi level marketing (MLM) dalam memasarkan produk-produknya. CNI kini fokus pada pemasaran berbasis mixed marketing concept.
Melalui Mixed Marketing Concept, produk CNI dapat menjangkau konsumen dengan lebih luas lagi karena dapat dibeli secara offline, dan secara online di marketplace yang selama ini berdasarkan aturan pemerintah tidak bisa dilakukan oleh perusahaan dengan basis MLM.
"Sebagai pelaku bisnis, kita dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga CNI yang akan selalu Inovatif, Kreatif dan Adaptif dalam menjalankan roda bisnisnya khususnya yang berkaitan dengan dunia digital. Oleh sebab itu, kami memutuskan untuk meninggalkan skema MLM dan beralih ke Mixed Marketing Concept”, tegas Abrian Natan, CEO CNI Indonesia.
Untuk melengkapi proses transformasi tersebut, CNI juga berencana akan mengubah logo maupun identitas perusahaan lainnya. Keputusan ini diambil untuk menciptakan image baru CNI sebagai perusahaan healthy lifestyle yang dapat diterima di kalangan milenial dan Gen Z.
"Sebagaimana diketahui generasi tersebut merupakan pasar terbesar di Indonesia saat ini dan memiliki akses teknologi paling kuat dibandingkan generasi lainnya," pungkas Abrian. (Z-5)
Kedua toko ini tidak hanya menawarkan produk berkualitas, tetapi juga pengalaman belanja yang unik.
Kampus Prasetiya Mulya BSD menyelenggarakan Sales Case Competition untuk menantang mahasiswa memecahkan kasus nyata brand dalam meningkatkan penjualan .
Dalam melakukan kegiatan perencanaan produksi dibutuhkan sebuah abstraksi mengenai hal-hal yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan kegiatan nantinya.
Tidak jarang klaim produk dan strategi pemasaran telah menyesatkan konsumen dalam memakai produk kosmetik.
Research gap terjadi ketika terdapat inkonsistensi antara hasil penelitian yang telah dirumuskan dengan semua data yang mendukungnya.
Little Palmerhaus, brand fesyen lokal yang didirikan Alexander Setiawan dan Shiella Pesik tahun 2017, mencapai kesuksesan dengan memanfaatkan strategi pemasaran melalui Shopee.
Digitalisasi diyakini menjadi kunci bagi pertumbuhan ekonomi masa depan. Semakin masif teknologi digital diimplementasikan, semakin cepat pertumbuhan ekonomi melesat.
Dalam era digital yang semakin berkembang, media sosial telah menjadi alat yang sangat penting bagi berbagai sektor, termasuk sektor kesehatan.
PT Bank Syariah Indonesia (BSI) secara konsisten mendorong pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), salah satunya dari aspek digital.
Dana CSR sebagai kewajiban moral perusahaan sangat membantu pembangunan di Jabar. Sebab dana APBD tidak akan bisa mencukupi seluruh kebutuhan masyarakat.
Sentra layanan ini menandai komitmen PosIND mendukung penggunaan teknologi ramah lingkungan.
OCA Interaction Lite dapat diimplementasi dengan mudah. Solusi ini juga dilengkapi fitur yang dapat disesuaikan kebutuhan UMKM.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved